Desa Unik Umoja Rumah Bagi Korban Pelecehan, Tidak Ada Laki-laki

- 17 Februari 2023, 16:29 WIB
Para wanita dari suku Samburu yang melarikan diri dari kekerasan berbasis gender membuat ornamen manik-manik di desa Umoja di mana pria dibatasi, di Samburu dekat Archers Post di Kabupaten Samburu utara, Kenya, 7 Februari 2023. REUTERS/Monicah Mwangi
Para wanita dari suku Samburu yang melarikan diri dari kekerasan berbasis gender membuat ornamen manik-manik di desa Umoja di mana pria dibatasi, di Samburu dekat Archers Post di Kabupaten Samburu utara, Kenya, 7 Februari 2023. REUTERS/Monicah Mwangi /

GALAMEDIANEWS - Dengan beragam suku dan tradisinya, Afrika memiliki banyak hal yang bisa ditawarkan kepada para pelancong. Salah satu contohnya adalah sebuah desa unik di Kenya yang seluruh penduduknya adalah perempuan.

Menurut laporan Reuters, Umoja adalah sebuah desa khusus wanita yang berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi para korban kekerasan seksual. Desa Unik Umoja ini tidak jauh berbeda dengan desa lainnya dimana pepohonan berduri dan rumah-rumah yang tertutup dengan tanah kecuali satu aspek penting yaitu tidak ada laki-laki.

 Baca Juga: VONIS FERDY SAMBO, Hasil Sidang Hari Ini Hakim PN Jakarta Selatan Tepis Motif Pelecehan Seksual

Desa unik Umoja Kenya ini telah menjadi tempat perlindungan bagi perempuan dari dalam dan luar wilayah Samburu untuk menghindari  kekerasan dalam rumah tangga, Female Genital Mutilation atau sunat kelamin wanita  dan pernikahan dini 

"Dulu saya sering dilecehkan, tapi sekarang saya merasa bebas," kata Christine Sitiyan, 26 tahun. Ia adalah ibu dari empat anak yang harus meninggalkan pernikahannya karena suaminya melakukan kekerasan fisik terhadapnya.

Christine Sitiyan, 26 tahun, seorang ibu dari empat orang anak yang mengalami kekerasan fisik dari suaminya dan harus meninggalkan pernikahannya, kehilangan harapan dalam hubungan mereka dan pada awalnya mencoba untuk kembali ke desa asalnya, namun,  sapi yang ia gunakan sebagai mas kawin untuk menjamin pernikahannya dicuri.

"Ketika saya kembali ke rumah, saya hanya dikembalikan kepada suami saya karena ibu saya tidak memiliki sapi itu." Demikian kata Cityan, yang dihiasi manik-manik kaleidoskopik yang biasa dikenakan perempuan Samburu. Satu-satunya pilihan baginya adalah pindah ke Umoja.

 

Rebecca Lolosoli Mendirikan Desa Umoja

Halaman:

Editor: Nadya Kinasih


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x