Angka Kematian Naik Drastis, Donald Trump Putus Asa Hingga Bersedia Gandeng China Buat Vaksin Corona

- 22 Juli 2020, 08:49 WIB
Presiden AS Donald Trump.
Presiden AS Donald Trump. /


GALAMEDIA - Meski ketegangan antara Beijing dan Washington kian meningkat, secara mengejutkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan kesediannya untuk bekerja sama dengan China terkait pengembangan vaksin corona (Covid-19).

Padahal sebelumnya Trump kerap menghujat berbagai langkah China. Termasuk kaitannya dengan masalah virus corona di negeri tirai bambu tersebut. Bahkan, Trump menyebutkan Covid-19 dengan "virus China".

"Kami bersedia bekerja dengan siapa pun yang akan memberi kami hasil yang baik," kata Trump, ketika ditanya apakah pemerintah AS akan berkolaborasi dengan China dalam hal pengembangan vaksin.

Baca Juga: ATTA DAN AUREL LAMARAN, BENERAN ATAU SETTINGAN ?!: Usai Nikah Aurel Hermansyah Ingin Berhijab

Dikutip dari laman reuters, pernyataan itu muncul sehari setelah para peneliti mengatakan vaksin terhadap virus Corona yang dikembangkan oleh CanSino Biologics Inc (6185.HK) China dan unit penelitian militer China tampaknya aman dan memicu respons kekebalan pada sebagian besar subjek dalam studi tahap tengah yang diawasi dengan ketat.

Kandidat CanSino adalah salah satu dari segelintir vaksin yang telah menunjukkan harapan dalam pengujian awal manusia. Yang lain bersiap untuk uji coba termasuk vaksin dari Moderna Inc (MRNA.O) yang berbasis di AS dan BioNTech SE Jerman (22UAy.F), dalam kemitraan dengan produsen obat Amerika Pfizer Inc (PFE.N).

"Saya pikir kita akan memiliki beberapa hasil yang sangat bagus. Kami sudah dalam pengujian. Saya rasa dalam periode waktu yang cukup singkat, akan terlihat terapi dan vaksin yang baik," tutur Trump.

Baca Juga: AC Milan VS Sassuolo: Ibrahimovic Menggila, Milan Sodok ke Poisi Lima

Sementara itu angka kematian akibat Virus Corona di AS naik lebih dari 1.000 orang per hari atau kenaikan satu hari terbesar sejak awal Juni.

Setelah beberapa pekan angka kematian sempat menurun, kini lebih dari 5.200 kematian akibat Covid-19 AS dalam sepekan atau naik 5 persen dari tujuh hari sebelumnya menurut analisis Reuters seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (22/7/2020).

Seorang pasien virus corona dibawa tim medis AS.
Seorang pasien virus corona dibawa tim medis AS.


Sepekan terakhir dilaporkan merupakan minggu kedua berturut-turut dari meningkatnya angka kematian.

Hampir 142.000 orang Amerika Serikat meninggal dan para ahli menyatakan angka kematian kemungkinan akan meningkat menyusul lonjakan rekor baru-baru ini dalam jumlah kasus dan pasien rawat inap di banyak negara bagian.

Baca Juga: Ibunya Dipenjara 16 Bulan, Supermodel Israel Mantan Leonardo DiCaprio Divonis Hukuman 9 Bulan

Kematian di AS memuncak pada bulan April, ketika negara itu kehilangan rata-rata 2.000 orang per hari. Kematian terus menurun, rata-rata 1.300 sehari pada Mei dan di bawah 800 sehari pada Juni, menurut penghitungan Reuters.

Akan tetapi, setelah banyak negara yang melonggarkan pembatasan tanpa tolok ukur keselamatan, membuat kematian meningkat lagi di 21 negara bagian, termasuk Arizona, Florida dan Texas. Angka itu berdasarkan peningkatan dalam dua minggu terakhir dibandingkan dengan dua sebelumnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x