Inggris Waspadai Ancaman Rusia dan China di Luar Angkasa

- 26 Juli 2020, 14:54 WIB
foto Antara.
foto Antara. /


GALAMEDIA - Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, Sabtu 25 Juli 2020, mengatakan, Inggris akan memperkuat kemampuannya untuk menghadapi ancaman Rusia dan China di luar angkasa sebagai bagian dari evaluasi kebijakan luar negeri, keamanan, dan pertahanan yang dilakukan oleh pemerintah.

Pemerintah Inggris pada Kamis 23 juli 2020  mengungkapkan kekhawatiran terhadap uji satelit Rusia karena melibatkan peluncuran proyektil yang "mirip senjata".

"Kita pada minggu ini telah diingatkan oleh adanya ancaman Rusia terhadap keamanan nasional, khususnya setelah tes provokatif proyektil yang mirip senjata dari sebuah satelit, dan (tes, red) itu mengancam lalu lintas luar angkasa yang damai," kata Wallace dalam kolomnya di koran The Sunday Telegraph dan dilansirkan Antara, Minggu, 26 Juli 2020.

Baca Juga: Guru Bahasa Prancis di Sebuah Sekolah di Jakarta Diduga Dibunuh Suaminya

Ia menambahkan, China juga menebar ancaman yang sama. "China, juga, mengembangkan senjata luar angkasa yang merusak dan dua negara itu meningkatkan kekuatan mereka. Langkah demikian menunjukkan betapa pentingnya evaluasi terhadap kebijakan yang saat ini ditempuh pemerintah (Inggris)," katanya.

Ketegangan antara Inggris dan Rusia memuncak dalam beberapa pekan terakhir. Otoritas di London menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow karena mencurigai sejumlah warga Rusia berupaya ikut campur dalam pemilihan umum tahun lalu.

Inggris juga menuding Rusia berusaha meretas informasi mengenai pengembangan vaksin.

Baca Juga: Cadangan Nikel dan Kobalt Besar, Indonesia Siap Jadi Produsen Mobil Listrik dan Baterai Lithium

Dalam kesempatan terpisah, Inggris pada Senin pekan ini mengumumkan pihaknya akan menunda kerja sama ekstradisi dengan China terkait penetapan undang-undang keamanan baru di Hong Kong.

Perdana Menteri Boris Johnson pada awal Juli 2020 juga memerintahkan penghentian keterlibatan perusahaan teknologi asal China, Huawei Technologies, dari seluruh pengembangan jaringan 5G di Inggris sampai akhir 2027.

China menuding Inggris sebagai kaki tangan Amerika Serikat. Sebelum ada kemelut dua pihak, Inggris pernah menginginkan China sebagai sumber utama investasi sejumlah proyek infrastruktur Inggris.

Baca Juga: Dapat Imunitas, Pejabat Tetap Bisa Dipidana Jika Punya Itikad Jahat dalam Mengelola Dana Covid-19

Surat kabar The Mail on Sunday memberitakan PM Johnson berencana mempelajari kembali UU makar Inggris demi mengantisipasi ancaman China dan Rusia.

Langkah itu kemudian akan ditindaklanjuti dengan penyusunan UU Makar baru, penetapan UU Spionase baru dan revisi UU Rahasia Negara.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x