Investor Cari Perlindungan, Harga Emas Melonjak ke Rekor Tertinggi

- 28 Juli 2020, 06:57 WIB
Ilustrasi. (Antara)
Ilustrasi. (Antara) /

GALAMEDIA - Hingga Akhir Perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), harga emas melonjak ke rekor tertinggi. Hal ini terjadi ketika investor mencari perlindungan dari kemungkinan terpukulnya ekonomi global yang sedang dilanda pandemi dari peningkatan pertikaian AS-China, yang menghantam dolar ke level terendah dalam dua tahun.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, berhasil menembus level psikologis 1.900 dolar AS, melonjak 33,5 dolar AS atau 1,77 persen, menjadi ditutup pada 1.931 dolar AS per ounce pada Senin, 27 Juli 2020.

Emas berjangka naik 7,5 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.897,5 dolar AS pada Jumat (24/7/2020), setelah terangkat 24,9 dolar AS atau 1,34 persen menjadi 1.890 dolar AS pada Kamis, 23 Juli 2020 dan menguat dua hari sebelumnya masing-masing 21,2 dolar AS dan 26,5 dolar AS.

Baca Juga: Jelang Idul Adha, Harga Sejumlah Bahan Pokok di Pasar Tradisional Cimahi Turun

"Dolar kehilangan daya tarik safe-haven dan Anda akan terus melihat lonjakan emas karena dolar jatuh," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya seprti dilansirkan Antara, Selasa, 28 Juli 2020.

“Semuanya mengklik untuk emas. Ada prospek tinggi bahwa Federal Reserve akan meningkatkan upaya mereka untuk memperbaiki ekonomi dan ketidakpastian virus akan berarti bahwa perdagangan stimulus akan tetap ada."

Indeks dolar mencapai level terendah dua tahun karena ketegangan AS dan China serta kekhawatiran tentang ekonomi AS ketika infeksi COVID-19 tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan di ekonomi terbesar dunia itu.

Baca Juga: Wagub Jabar Sidak Tambang Pasir Ilegal di Desa Cidadap Kabupaten Tasikmalaya

Emas telah melambung 28 persen sepanjang tahun ini, menandai pergeseran dari sebelum pandemi, ketika emas harus bersaing dengan safe havens lain seperti dolar, terutama di tengah-tengah ketegangan China-AS, yang membatasi aliran masuk ke dalam emas.

China pada Senin (27/7/2020) mengambil alih tempat konsulat AS di kota barat daya Chengdu sebagai pembalasan atas pengusiran Beijing pekan lalu dari konsulatnya di Houston, Texas.

Senat Republik AS diperkirakan akan meluncurkan paket bantuan Virus Corona senilai satu triliun dolar AS. Investor juga akan mengawasi pertemuan The Fed AS mulai Selasa, di mana bank sentral dapat menandai perubahan kebijakan akomodatif lainnya.

Baca Juga: Puji China, Dirjen WHO Sebut Virus Corona Kasus Global Terburuk yang Pernah Dihadapi Dunia

Emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, dengan para analis juga menunjuk aliran besar-besaran ke dalam dana-dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) berbasis emas sebagai pendorong di balik reli.

"Penyembuhan untuk COVID-19 memiliki potensi untuk menghidupkan kembali sentimen risiko global dan meningkatkan kepercayaan investor," kata Analis FXTM Lukman Otunuga.

"Gelombang pasang optimisme dari perkembangan positif dapat mengirim para pemain pasar berlari menuju aset-aset berisiko dengan mengorbankan safe-havens."

Baca Juga: Gelombang Setinggi 6 Meter Diperkirakan Terjadi di Sejumlah Perairan Indonesia

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 1,65 dolar atau 7,23 persen, menjadi ditutup pada 24,50 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 10,60 dolar AS atau 1,11 persen, menjadi menetap pada 966,6 dolar AS per ounce. ***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x