Tidak Pakai Sabun Mandi Selama 5 Tahun, Dokter Ini Disebut Bau Manusia

- 30 Juli 2020, 08:37 WIB
DOKTER sekaligus dosen Sekolah Kedokteran Yale, James Hamblin mengaku sudah tak mandi dengan sabun selama lima tahun terakhir.*Pikiran Rakyat /Kolase Instagram/jameshamblin dan pixabay
DOKTER sekaligus dosen Sekolah Kedokteran Yale, James Hamblin mengaku sudah tak mandi dengan sabun selama lima tahun terakhir.*Pikiran Rakyat /Kolase Instagram/jameshamblin dan pixabay /



GALAMEDIA - Saat Ini beragam sabun dan perawatan kulit terus diproduksi sejumlah perusahaan. Merekapun berlomba untuk membuat inovasi agar sabun yang dibuatnya diterima masyarakat.

Namun rupanya ada juga orang yang justru menghindari penggunaan sabun. Seperti seorang dokter sekaligus dosen Sekolah Kedokteran Universitas Yale di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat (AS).

Selama lima tahun, lelaki itu menghindari sabun mandi dan perawatan wajah. Namun ia tetap menyarankan masyarakat menggunakan sabun kala mencuci tangan, apalagi di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Tak Pernah Kalah dalam 11 Laga, AC Milan Mantap di Posisi 6 Serie A Italia

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian, pria bernama James Hamblin (37) ini mengaku banyak orang yang merasa jijik saat tahu kebiasaannya itu.

"Ini adalah satu dari sebagian orang yang kuingat merasa baik-baik saja berkata pada seseorang bahwa mereka itu menjijikan. Jujur, bagiku itu luar biasa," tuturnya.

Terlepas dari penilaian orang lain, James mengaku dirinya bukanlah orang yang benar-benar higienis.

Baca Juga: Israel Bombardir Bangunan di Lebanon Selatan, 28 Orang Tewas pada 30 Juli 2006

Kendati demikian, ia sudah rajin mencuci tangannya dengan sabun jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia.

Uniknya, pria yang juga menulis konten kesehatan dan pengisi podcast majalah AS The Atlantic itu terlihat sangat awet muda dibanding lelaki sepantarannya.

James sendiri tak mendadak mencoret sabun dari dalam daftar alat mandinya.

Baca Juga: DR. K.H. Adib, M.Ag Segera Rolling Pejabat di Lingkungan Kemenag Kanwil Jabar

Ia menguranginya secara perlahan-lahan sejak dirinya mengejar karir sebagai penulis.

Ketika itu, James pindah dari California ke Brookly, New York dan perlu mengirit banyak hal, mulai dari uang, waktu, tenaga, hingga ruang di dalam apartemen.

"Saya mulai belajar mengenai ilmu mikrobioma baru dan memutuskan untuk mencobanya sedikit demi sedikit," ungkapnya.

Baca Juga: 30 Juli: Enam Suporter Tewas di Balik Gelar Juara Liga Indonesia Edisi Perdana Persib

Mikrobioma adalah triliunan mikroba yang hidup bersimbiosis di dalam kulit dan isi perut manusia.

Para ahli mikrobiologi sendiri akhir-akhir ini mendapati makhluk hidup tersebut ternyata punya peran penting dalam hidup kita.

Salah satunya ialah dalam sistem imunitas tubuh kita. Mikroba tersebut bisa melindungi manusia dari patogen seperti virus dan bakteri.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x