“Serius nih? Kita juga lagi kurang fotografer Bener gak nih? Kalau bener salaman,” timpal Kang Dedi.
“Deal,” ucap keduanya saat berjabat tangan.
Di akhir obrolan, Kang Dedi berharap semua orang bisa menghadapi segala sesuatu secara rileks dan tak perlu tegang. Ia pun mengkritik Sabil sebagai seorang insan pengajar harus peka saat melontarkan kritik jangan sampai menimbulkan multitafsir.
“Dan saya mengkritik Kang Sabil, dia lupa bahwa dia seorang guru yang ketika masuk ke media sosial akan menimbulkan multitafsir, karena kulturnya bukan hanya pantura di media sosial. Kita juga harus menghormati kultur, mengkritik boleh tapi pilih diksi bahasa yang tidak menimbulkan kontroversi dan ketersinggungan,” pungkas Kang Dedi Mulyadi.***