Perekonomian Lima Negara Ini Hancur Akibat Pandemi Virus Corona

- 31 Juli 2020, 15:26 WIB
Ilustrasi resesi ekonomi
Ilustrasi resesi ekonomi //Pixabay/Gerd Altmann



GALAMEDIA - Perekonomian sejumlah negara tumbang akibat pandemi virus corona (Covid-19). Mereka mengalami resesi ekonomi setelah mengalami kontrasksi pertumbuhan ekonomi.

Saat ini lebih dari 17 juta penduduk di dunia terpapar virus corona. Kondisi tersebut memaksa kegiatan usaha di sejumlah negara menjadi terhenti. Permintaan sejumlah produk tertentu pun cenderung merosot.

Berikut adalah negara-negara yang secara resmi dinyatakan memasuki jurang resesi:

1. Amerika Serikat

Negara adidaya AS tak berdaya melawan dampak pandemi virus corona setelah perekonomiannya terkontraksi atau minus 32,9 persen pada kuartal II 2020. Dengan kondisi itu Negeri Paman Sam resmi masuk ke jurang resesi karena kuartal I 2020 pun tercatat tumbuh minus 5 persen.

Baca Juga: Penangkapan Djoko Tjandra Sangat Susah, Mendagri Berikan Apresiasi pada Polri

Kondisi ini menempatkan AS ke ekonomi terburuk sejak 1947. Penurunan ekonomi ini disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang turun 34,6 persen secara tahunan.

Padahal, indikator ini merupakan penyumbang utama ekonomi AS selama ini.

2. Jerman

Pemerintah Jerman mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman minus 10,1 persen. Jerman resmi masuk ke jurang resesi. Pasalnya, PDB Jerman kontraksi 2,2 persen pada kuartal I 2020.

Badan Statistik Federal Jerman menyebut kontraksi dalam PDB menjadi terbesar dan lebih parah dari krisis keuangan 2008-2009. Upaya penanggulangan pandemi virus corona membuat ekonomi anjlok terutama pada sektor ekspor dan impor.

Baca Juga: Kementerian PUPR Akan Bangun Tujuh Irigasi bagian dari Proyek Strategi Nasional

Namun, di tengah resesi ini, Jerman berhasil menahan angka PHK. Angka pengangguran yang dirilis bersamaan dengan PDB menunjukkan stabil 6,4 persen pada Juli, sama seperti bulan sebelumnya.

3. Hong Kong

Hong Kong genap mengalami resesi ekonomi selama empat kuartal berturut-turut sejak 2019. Hong Kong terperosok kian dalam ke jurang resesi pada kuartal II 2020, terkontraksi 9 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

Tercatat pada kuartal III 2019 lalu, laju ekonomi Hong Kong minus 2,8 persen karena aksi demo berkepanjangan. Pada kuartal IV 2019, ekonomi Hong Kong kembali jatuh minus 3 persen yang membuat Hong Kong resmi terperosok ke jurang resesi.

Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan mengatakan Hong Kong menghadapi jalan bergelombang menuju pemulihan ekonomi. Sebab, kasus baru virus corona di Hong Kong juga melonjak akhir-akhir ini. Imbasnya, pemerintah Hong Kong kembali memberlakukan pembatasan sosial.

Baca Juga: Astaga, Nirina Zubir Alami Kecelakaan Saat Bersepeda di Pangandaran

Di sisi lain, Hong Kong juga kena dampak negatif kembali memanasnya tensi AS-China yang menambah ketidakpastian ekonomi global. Terlebih Hong Kong menjadi sumber api perselisihan AS-China setelah pemerintah China memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong pada awal Juli.

"Bersama-sama dengan terulangnya epidemi lokal baru-baru ini, (faktor-faktor ini) menunjukkan bahwa mungkin diperlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan bagi ekonomi lokal untuk pulih," kata Chan.

4. Korea Selatan

Korsel juga tak mampu mengelak dari hantaman pandemi dan dinyatakan mengalami resesi pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir karena anjloknya ekspor.

Bank of Korea mengumumkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel terjun 3,3 persen pada kuartal II atau periode April-Juni dibanding kuartal sebelumnya yang terkontraksi 1,3 persen.

Penurunan pertumbuhan ekonomi per kuartal ini bahkan menjadi yang terburuk setelah resesi 1998 silam.

Baca Juga: Dibayangi 'Gelombang Ketiga' Covid-19, RS di Hong Kong Terancam Kolaps

Ekspor terjun bebas 16,6 persen atau tercuram sejak 1963 silam. Sementara, impor terjungkal sebesar 7,4 persen. Namun, konsumsi rumah tangga naik 1,4 persen karena pengeluaran yang lebih tinggi untuk barang tahan lama seperti mobil dan peralatan rumah tangga.

"Ekonomi Korsel telah turun sejak 2017 dan guncangan virus corona mempercepat perlambatan ekonomi," tutur Direktur Bank of Korea Park Yang-Soo.

5. Singapura

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) mengumumkan data awal (prelimenary) pertumbuhan ekonomi Singapura anjlok 41,2 persen pada kuartal II 2020 dibandingkan kuartal sebelumnya. Sejumlah analis menilai kinerja kuartalan itu merupakan yang terburuk selama pencatatan.

Secara tahunan, ekonomi Singapura juga terkontraksi 12 persen. Penurunan itu lebih dalam dibandingkan kuartal I 2020 yang minus 0,7 persen.

Baca Juga: Agustus-September Puncak Kemarau, Wilayah di Indonesia Berpotensi Alami Kekeringan

MTI mengungkapkan pembatasan aktivitas yang diterapkan selama awal April hingga awal Juni untuk mencegah penyebaran wabah virus corona. Kebijakan itu mengakibatkan sejumlah bisnis menutup operasionalnya sementara.

Kontraksi kinerja ekonomi terjadi karena negara yang sangat bergantung pada perdagangan itu terpukul oleh pandemi virus corona. Para analis menilai kinerja ekonomi Singapura menjadi sinyal peringatan penurunan laju ekonomi global.

"Ini merupakan data kuartal terburuk selama 55 tahun sejarah Singapura," ujar Ekonom CIMB Private Banking Song Seng Wun.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x