Pembelajaran Jarak Jauh Bebani Orangtua dengan Kuota Internet, Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah

- 2 Agustus 2020, 15:29 WIB
Ilustrasi. (Pixabay)
Ilustrasi. (Pixabay) /


GALAMEDIA - Komisi D DPRD Kota Bandung mendorong pemerintah untuk menyediakan wifi gratis bagi masyarakat, terutama dalam mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Mengingat banyak orang tua siswa yang terbebani oleh kuota internet, karena metode pembelajaran tersebut.

"Dalam pandemi Covid-19 ini, pendidikan juga merupakan urusan wajib bagi masyarakat. Maka pemerintah harus memberikan solusi kepada masyarakat, salah satunya dengan menyediakan wifi gratis," ungkap Sekertaris Komisi D DPRD Kota Bandung, Asep Sudrajat saat dihubungi via telepon seluler, Kota Bandung, Ahad 2 Agustus 2020.

Menurutnya, banyak anggaran yang dapat diarahkan, sebagai solusi persoalan kuota internet dalam pembelajaran PJJ. Seperti dari anggaran penanggulangan Covid-19, dan BOS (Bantuan Operasional Sekolah) hingga PIPPK (Program Inovasi Pemberdayaan Pembangunan Kewilayahan).

Baca Juga: Paksa Istana Langgar Protokol demi Meghan Markle, Marah Besar Ratu Elizabeth Panggil Pangeran Harry

Dikatakannya, dengan adanya solusi tersebut, maka dunia pendidikan di Kota Bandung tetap berjalan dengan baik. Terutama tidak menjadi beban baru bagi masyarakat, ditengah masa pandemi ini.

"Berdasarkan laporan orang tua, sehari bisa sampai Rp 20 ribu, sehingga dalam sebulan mencapai Rp 500 ribu untuk masalah kuota internet saja. Jangan sampai masyarakat semakin terbebani ditengah kondisi pandemi Covid-19 ini," tuturnya.

Walau demikian, Politisi NasDem tersebut, mendukung pembelajaran berbasis online karena membantu mencegah penyebaran Covid-19. Namun harus juga dibarengi oleh kesiapan pemerintah dan masyarakat dalam menerapkan metode pembelajaran tersebut.

Baca Juga: Fresh dan Jauh Lebih Muda, Tinggalkan Afro Style Rambut Trendi Mo Salah Bikin Pangling Liverpudlian

"Ini tentu akan memberatkan masyarakat jika dipaksakan, maka harus dilihat dulu kesiapannya. Kemudian metode luring bagaimana, dengan pembelajaran ke rumah-rumah siswa, sudahkah ada dampaknya," tuturnya.

Selain persoalan kuota internet, pihaknya juga menyoroti terkait ketersediaan alat pendukung metode pembelajaran PJJ yang dimiliki siswa, seperti android atau netbook. Karena tidak jarang, masih ditemukan satu alat yang dipakai oleh dua hingga tiga siswa, ketika mengikuti pembelajaran online.

"Masyatakat juga keluhkan soal alat penunjang pembelajaran berbasis online, seperti android, netbook atau laptop. Terutama dari warga yang kurang mampu," tambahnya.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x