Pandemi Covid-19 Berdampak Besar pada Pengusaha Makanan Rumahan di Kab. Bandung Barat

- 3 Agustus 2020, 19:00 WIB
Bahan singkong krispy menumpuk dan tidak diolah karena toko oleh-oleh wisata tutup. (Dicky Mawardi)
Bahan singkong krispy menumpuk dan tidak diolah karena toko oleh-oleh wisata tutup. (Dicky Mawardi) /


GALAMEDIA - Ratusan kilogram bahan baku makanan ringan singkong krispi milik Aceng Kodir terpaksa dibiarkan menumpuk di rumahnya, Jalan Terusan SMP, Blok Sirnajaya RT 04/RW 15,  Desa Batujajar Barat, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat. Hal itu disebabkan, sebagian besar toko oleh-oleh wisata masih banyak yang tutup.

"Sejak pandemi Covid-19 hampir semua toko oleh-oleh di daerah wisata tutup. Ya, otomatis stok bahan baku untuk membuat singkong krispi tak bisa diolah.

Stok bahan setengah jadi kurang lebih sebanyak 400 kilogram. Untungnya, bahannya sudah berbentuk keringan jadi lebih awet," kata Aceng Kodir di rumahnya, Senin, 3 Agustus 2020.

Baca Juga: Jika Beroperasi, Ini yang Harus Dilakukan Pengusaha Tempat Hiburan di Bandung

Bukan hanya bahan baku setengah jadi siap goreng yang belum sempat diolah, lanjut Aceng, tapi juga produk jadi yang sudah dikemas tak bisa dipasarkan.

Selama ini pasar makanan berbahan baku singkong buatannya, tidak hanya sebatas di Bandung Raya, tapi sudah merambah hingga ke Bogor, Jakarta, Tangerang, Semarang, Kediri (jawa Timur) dan Bontang (Kalimantan Timur).

"Kondisi ini sudah berlangsung sejak Maret lalu, bersamaan dengan mewabahnya Covid-19. Kita sebagai perajin kecil tak bisa berbuat banyak, selain hanya bisa pasrah, sambil berdoa agar pandemi ini segera berlalu," ujar pemilik merk dagang Rumah Crispy ini.

Baca Juga: YouTuber 'Daging Sampah' Diciduk Polisi, Terancam 10 Tahun Penjara

Diakuinya, meski objek wisata sudah mulai kembali dibukan namun sama sekali belum berpengaruh pada industri makanan berbahan baku singkong miliknya. Pasalnya, stok di toko oleh-oleh juga masih banyak.

"Saya tak bisa mengirim barang baru, karena stok yang lama juga masih ada. Lagi pula hingga sekarang toko oleh-oleh di tempat wisata masih banyak yang belum buka," keluhnya.

Industri rumahan yang dirintisnya sejak 9 Juni 2009, kini berhenti total. Imbasnya terhadap sembilan orang karyawannya, yang sejak Maret lalu terpaksa dirumahkan.

Baca Juga: Gubernur Jabar Ridwan Kamil Siap Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

"Sejak Rumah Crispy dibangun, baru sekarang mengalami goncangan sedasyat ini. Sampai berhenti beroperasi," imbuhnya.

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x