Cacing Hati Ditemukan pada Puluhan Sapi dan Domba Kurban di Cimahi

- 3 Agustus 2020, 19:28 WIB
 Seorang petugas Dispangtan Kota Cimahi sedang memeriksa hewan kurban yang sudah disembelih atau post mortem, beberapa waktu lalu.
Seorang petugas Dispangtan Kota Cimahi sedang memeriksa hewan kurban yang sudah disembelih atau post mortem, beberapa waktu lalu. /


GALAMEDIA - Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi menemukan cacing hati pada 28 ekor sapi dan 43 ekor domba, saat dilakukan pemeriksaan setelah pemotongan hewan kurban pada Hari Raya Iduladha 1441 Hijriah.

Kepala Bidang (Kabid) Pertanian Dispangtan Kota Cimahi, Mita Mustikasari mengatakan, penemuan tersebut berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, Jumat, 31 Juli 2020 dan Sabtu, 1 Agustus 2020.

"Itu adalah data post mortem atau setelah hewan kurban disembelih, hasilnya masih ada ditemukan cacing hati pada hati hewan kurban. Yang terkena cacing hati hanya bagian hatinya saja, bukan dagingnya. Jadi dagingnya aman dikonsumsi," ujar Mita di Pemkot Cimahi Jln. Demang Hardjakusumah, Senin, 3 Agustus 2020.

Baca Juga: Cukup dengan Obeng, Pembobol ATM di Jakarta Bisa Ngambil Uang Tanpa Mengurangi Saldo Kartunya

Dalam pemeriksaan post mortem ini total ada 3.383 ekor hewan yang diperiksa. Rinciannya, sapi sebanyak 1.302 ekor, domba sebanyak 2.072 ekor, dan kambing 9 ekor.

"Ada 28 ekor sapi yang terkena cacing hati, 43 ekor domba terkena cacing hati. Ada juga 1 ekor sapi dan domba yang terkena pneumonia, 1 ekor sapi terkena necrosis serta 2 ekor sapi terkena sorisis hati," bebernya.

Menurut Mita, sebenarnya cacing hati yang ada pada hati hewan bisa mati hanya dengan direbus air mendidih. Namun, pihaknya menganjurkan agar tidak dikonsumsi.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Berdampak Besar pada Pengusaha Makanan Rumahan di Kab. Bandung Barat

"Kalau cacing hati tidak menular ke manusia. Hanya saja secara estetis kalau yang sudah terkena cacing hati tidak layak untuk dibagikan," katanya.

Pihaknya pun bersama petugas yang disebar di 15 Kelurahan, terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar membuang bagian tubuh hewan kurban yang ada cacing hatinya, meskipun hanya sedikit.

"Kita anjurkan untuk diafkir (buang) saja," ucapnya.

Baca Juga: Duh, Pose Ratu Bulu Tangkis Australia Ini Bikin Netizen +62 Berpikiran Aneh-aneh

Mita menambahkan, biasanya kemunculan cacing hati pada hewan kurban disebabkan oleh pola pemeliharaan hewan yang kurang baik sebelum disembelih.

"Misalnya karena peternak suka memberikan hijauan makanan ternak dalam bentuk segar secara langsung, sehingga telur-telur cacing bisa ikut termakan. Makanya dianjurkan sebelum diberikan hijauan makanan ternak harus dilayukan terlebih dahulu," terangnya.

Mita juga menjelaskan, hewan kurban yang dijual tahun ini masih didominasi dari luar daerah. Untuk sapi, kebanyakan didatangkan pedagang dari luar Jawa Barat, seperti Gunung Kidul dan Madiun. Sedangkan domba dominan dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Garut, Cianjur hingga Tasikmalaya.

Baca Juga: Ribuan Mahasiswa Unisba Bandung Ikuti Pesantren Virtual

"Kalau hewan kurban lokal seperti sapi dari wilayah Cipageran itu paling 10 persen," terangnya

Dikatakan Mita, data itu diperoleh setelah pihaknya melakukan berbagai tahapan pemeriksaan terhadap hewan kurban. Dari mulai pemeriksaan di lapak penjual yang dilakukan sejak tanggal 20 hingga 28 Juli 2020.

Hasilnya, tercatat ada 2.090 ekor hewan diperiksa petugas. Dari hasil pemeriksaan itu, ditemukan sebanyak 145 ekor hewan kurban yang sakit, dan 226 yang kurang umur. Hewan kurban yang sakit dan tidak cukup umur itupun tidak disarankan untuk dijual.

Baca Juga: Duel dengan Temannya, Andri Tewas Setelah Jatuh ke Sungai Cidurian

"Kalau jumlah hewan yang sehat dan memenuhi syarat sebanyak 1.705 ekor," ujar Mita.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x