Bonaya Racha, pimpinan setempat yang mewakili pemerintah di daerah tersebut mengatakan, Lebih dari 200 unta mati di Marsabit saja.
"Unta kami menderita batuk parah, kedua kelenjar getah bening mereka membengkak dan beberapa hari kemudian mati," ungkapnya seperti ditulis Antara.
Penduduk setempat kini merasa khawatir meski telah diyakinkan bahwa virus corona unta tidak berisiko pada mereka. Pasalnya, mayoritas penduduk bergantung pada produk unta seperti susu, daging dan keju.***