Bisa Rugikan Banyak Pihak, China Ngaku Tak Bergairah Perang Diplomatik dengan Amerika Serikat

- 7 Agustus 2020, 00:15 WIB
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi. /



GALAMEDIA - Pemerintah China tak tertarik untuk berperang diplomatik dengan Amerika Serikat (AS). Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi Rabu 5 Agustus 2020 seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Meskipun begitu, Wang Yi mengatakan, pihaknya selalu siap mempertahankan diri jika situasi memang mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut.

"China tidak berniat perang diplomatik dengan AS karena itu akan merugikan kepentingan kedua bangsa bahkan lebih," ungkapnya seperti dilansir Sputnik News pada Kamis 6 Agustus 2020.

"Memulai perang diplomatik tidak membuktikan kekuatan AS. Justru sebaliknya, itu hanya memperlihatkan semakin kurangnya kepercayaan dari AS," kata Wang Yi saat wawancara.

Baca Juga: Menenteng AK-47 3 Remaja Nekat 'Serbu' Tempat Peristirahatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump

Menteri Luar Negeri China ini menambahkan jika AS mengambil langkah untuk memicu konflik diplomatik, pihaknya siap untuk merespons.

Ketegangan antara Washington dan Beijing telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, setelah otoritas AS memerintahkan penutupan konsulat jenderal China di kota Houston pada akhir Juli, dengan alasan dugaan upaya mata-mata dan campur tangan.

Sebagai tanggapan, otoritas China pada 24 Juli memerintahkan penutupan konsulat jenderal AS di Chengdu. Kementerian Luar Negeri Cina menyebut keputusan ini sebagai jawaban yang sah dan relevan untuk tindakan Washington.

Baca Juga: Cekcok di Jalan Raya, Oknum Danramil Tembak Leher Seorang Warga Hingga Terkapar Bersimbah Darah

Enggan jadi tameng

Sementara itu, Indonesia mengatakan tidak memiliki keterkaitan dengan pakta pertahanan di manapun dan dengan siapapun.

Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak.

"Pada prinsipnya kita tidak mau jadi proxy mereka-mereka yang sedang berkonflik," kata Dahnil dalam sebuah diskusi virtual, baru-baru ini.

Baca Juga: Lebih Parah dari Resesi, Perekonomian Indonesia Terancam Mengalami Depresi

Tak bisa dipungkiri, Indonesia memiliki hubungan ekonomi yang besar dengan China, tapi hal tersebut tidak membuat Indonesia menjadi terikat dengan China.

Dahnil juga memberi contoh Australia yang memiliki keterkaitan ekonomi besar dengan China. Tapi, Australia malah lebih condong ke AS karena pakta pertahanannya lebih kuat dengan negara Super Power itu.

Akan tetapi, ia menegaskan kalau Indonesia tidak dalam posisi serupa dengan Australia. Karena Indonesia tidak memiliki pakta pertahanan dengan negara manapun.

"Dan kita tetap fokus pada politik bebas aktif, nah dalam inilah tadi kuncinya jangan jadi proxy," katanya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x