Pinjaman dari Pemerintah untuk Rumah Tangga, Ekonom: Perlu Pendekatan dalam Penyalurannya

- 7 Agustus 2020, 18:28 WIB
Ilustrasi. (Bogor.pikiran-rakyat.com)
Ilustrasi. (Bogor.pikiran-rakyat.com) /


GALAMEDIA - Program pinjaman nol persen atau tanpa bunga dari pemerintah untuk rumah tangga sebagai stimulus percepatan pemulihan ekonomi nasional. Program itu relatif baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya sempat terkoreksi negatif pada kuartal II 2020.

"Konsumsi rumah tangga berkontribusi besar dalam produk domestik bruto (PDB), sehingga wajar jika pemerintah memberikan bantuan pinjaman tanpa bunga karena untuk mendorong konsumsi rumah tangga pada kuartal III nanti," kata Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet di Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2020.

Kendati demikian, lanjut Yusuf, pemerintah perlu memikirkan skema penyaluran pinjaman agar efektif dan tepat sasaran.

Baca Juga: Pergerakan Orang dari Zona Merah yang Masuk ke Wilayah Garut Akan Dipantau

"Beberapa pendekatan penyaluran bisa dilakukan pemerintah melalui program-program yang sudah ada, misalnya bantuan langsung tunai (BLT) dana desa maupun program keluarga harapan (PKH)," katanya seperti dilansirkan Antara.

Selain itu, pemerintah dapat membuka peluang untuk menggandeng perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi keuangan, terkhusus fintect pembiayaan.

Langkah itu akan memudahkan masyarakat dalam mengambil uang, karena uang langsung ditransfer ke rekening penerima sehingga mereka tidak perlu lagi datang ke bank atau kantor pos.

Baca Juga: Erick Thohir: Jika Berlakukan Lockdown, Kondisi Ekonomi Indonesia Bisa Jauh Lebih Parah

"Kalau berbicara fintech tentu secara profil resiko sedikit di bawah lembaga keuangan konvensional, seperti bank," katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan pinjaman tanpa bunga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, namun dengan catatan nominal pinjamannya harus besar.

"Jangan hanya Rp400 ribu atau Rp600 ribu, kalau bisa sampai Rp1,5 juta. Jika jumlahnya memadai tentu akan ada perputaran ekonomi yang lebih besar," katanya.

Baca Juga: Rupiah di Akhir Pekan Melemah Gara-gara Hubungan AS-China Semakin Memanas

"Pinjaman tanpa bunga untuk rumah tangga akan dipakai memenuhi kebutuhan primer mereka, mau enggak mau itu akan langsung dihabiskan menjadi putaran ekonomi," tambahnya.

Sebelum pemerintah merealisasikan stimulus tersebut, maka sasaran penerima harus digodok dengan melibatkan pihak perbankan dan Bank Indonesia.

Pemerintah harus selektif dengan menyalurkan pinjaman kepada rumah tangga yang memiliki kemampuan membayar dan orang-orang yang paling membutuhkan.

Baca Juga: Dari 751 Anggota Jamaah Tabligh Asal Indonesia di India, Baru 50 Orang yang Dipulangkan

"Besaran pinjaman harus sesuai dengan kemampuan membayar cicilan dan diberikan kepada orang-orang yang tidak memiliki tunggakan. Menurut saya, pinjaman tanpa bunga ini merupakan sesuatu yang menarik," kata Tauhid. ***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x