Waduh, Satu Bulan ke Depan Kasus Covid-19 di Jawa Barat Diprediksi Bertambah 2.200-3.000 Orang

- 7 Agustus 2020, 18:50 WIB
Ilustrasi. (freepik)
Ilustrasi. (freepik) /



GALAMEDIA - Angka positif Covid-19 di Jawa Barat masih cukup tinggi. Terakhir pada 28 Juli itu masih sekitar 7,5 persen artinya masih di atas 5 persen.

"Jadi ini juga perlu kita waspadai bersama. Untuk rata-rata angka reproduksi efektif periode 26 Juli sampai 2 Agustus juga sedikit meningkat di angka 1,23," ungkap Anggota Divisi Perencanaan Riset dan Epidemiologi Gugus Tugas Provinsi Jawa Barat, Dr Bony Wiem Lestari dalam jumpa pers di GOR Saparua Kota Bandung, Jumat, 7 Agustus 2020.

Pihaknya memprediksi dari pemodelan yang dikerjakan itu akan ada penambahan kasus satu bulan ke depan sebanyak sekitar 2.200 sampai 3.000 kasus positif yang baru.

Baca Juga: Pinjaman dari Pemerintah untuk Rumah Tangga, Ekonom: Perlu Pendekatan dalam Penyalurannya

"Oleh sebab itu, kami mengimbau Kepada seluruh masyarakat Jawa Barat untuk kemudian disiplin menerapkan protokol kesehatan kembali diingatkan bahwa garda terdepan untuk melawan Covid- 19 ini adalah masyarakat," katanya.

Sehingga, kata dia, implementasi protokol kesehatan seperti disiplin memakai masker kemudian menjaga cara menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Hal itu, merupakan suatu syarat dan diharapkan juga bisa menahan diri dari kegiatan-kegiatan atau aktivitas yang juga bisa memicu adanya kerumunan.

Sejak adanya relaksasi PSBB 26 Juni lalu, menurut Bony yang juga Pakar Epidemiologi Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran itu, tren peningkatan zona resiko terjadi.

Baca Juga: BIN Melalui Tim Velox Pejaten Datangi Masjid Besar Cimahi Utara

Sebelumnya ia melanjutkan, pada 20 sampai 26 Juli itu Jabar hanya memiliki 9 zona sedang  dan kemudian tidak ada yang beresiko tinggi. Tapi untuk pekan ini ada yang tinggi.

"Tapi dibandingkan dengan periode 16 Juli sampai 19 Juli kita hanya punya 3 jadi kelihatannya memang ada efek dari pelonggaran ini terhadap juga peningkatan yang kabupaten kota yang menjadi resiko sedang," jelas Bony.

Saat ini, kata dia, status risiko di Jawa Barat jadi untuk periode 27 Juli sampai 2 Agustus itu ada 1 zona resiko tinggi yaitu Kota Depok. Kemudian, ada 9 tipe sedang yaitu kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kota Bandung, Kota Bekasi, dan Kota Bogor sedangkan sisanya yang lain masih termasuk ke dalam zona kuning atau resiko rendah.

Baca Juga: Dikeroyok Geng Motor Hingga Nyaris Tewas, Ini Kronologis yang Menimpa Anak Ketua FAGI Jabar

"Status tersebut tergantung tiga aspek indikator efek epidemiologi, surveillance, kesehatan masyarakat," katanya.

Selain itu, kata dia, indikator lainnya adalah jumlah pasien yang sembuh, jumlah pasien positif, tempat isolasi, jumlah tempat tidur di rumah sakit rujukan, jumlah spesimen yang diperiksa pcr. Kemudian juga laju insidensi dan kematian per 100.000 penduduk.

"Jadi antara reproduksi efektif kita gunakan untuk triangulasi indikator ini kami ukur secara rutin setiap minggu dan bisa juga dicek  websitenya bersatu lawan Covid-19," ujar Bony.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x