Ridwan Kamil-OJK RI Bahas Pemulihan Sektor Manufaktur di Tengah Pandemi

- 9 Agustus 2020, 15:56 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat menerima kunjungan kerja Ketua Dewan Komisioner OJK RI, Wimboh Santoso di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu 9 Agustus 2020. (Foto: Humas Jabar)**
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat menerima kunjungan kerja Ketua Dewan Komisioner OJK RI, Wimboh Santoso di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu 9 Agustus 2020. (Foto: Humas Jabar)** /



GALAMEDIA - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengakui pandemi Covid-19 memukul sektor manufaktur. Padahal, sektor tersebut menyumbang 40 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan 60 persen industri manufaktur Indonesia berada di Jabar.

Maka itu, Emil, sapaan akrabnya berharap, pemerintah pusat melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan masukan agar industri manufaktur Jabar dapat pulih dan menggerakkan ekonomi nasional.

"Kami mohon OJK memberikan input bagaimana mendorong mesin besar (industri manufaktur) yang sedang mogok ini naik seperti mesin kecil yang sudah bagus. Semoga dalam seminggu ada rekomendasi atau kebijakan dari OJK," kata Kang Emil usai menerima kunjungan kerja Ketua Dewan Komisioner OJK RI Wimboh Santoso di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu 9 Agustus 2020.

Baca Juga: Ditanya Kesediaan Jadi Capres 2024 pada Kongres Luar Biasa , Prabowo Subianto Nyatakan Penolakan

Menurut Emil, dalam pertemuan dengan OJK RI, muncul sebuah gagasan bahwa untuk memulihkan sektor manufaktur, pemerintah akan berupaya membeli komoditas industri manufaktur. Sebab, di tengah pandemi Covid-19, ekspor terhambat.

"Salah satu gagasannya tadi kita beli barangnya. Tapi juga mungkin ada keterbatasan. Atau kita menggiring korban PHK (industri) manufaktur bisa kerja di sektor yang ekonominya diserap lokal, seperti produk pangan atau pertanian," katanya dalam siaran pers yang diterima galamedianews.

Selain manufaktur, sektor pertanian dan pariwisata merupakan kekuatan ekonomi Jabar. Kang Emil bahkan mengatakan, pertanian merupakan sektor paling tangguh menghadapi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 di Indonesia Hari Ini Ada 125.396 Orang, Jokowi Takut Masuk Lubang Kedua

"Tapi ada sektor-sektor lain juga yang justru malah tumbuh yaitu pertanian. Pertumbuhan antara manufaktur dan nonmanufaktur ini belum seimbang karena manufaktur porsi PDRB-nya besar sekali yaitu 40 persen," ucapnya.

"Ekonomi ini rumit karena dimensinya besar, khusus Jabar sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar, kami sudah petakan. Jadi yang paling banyak terkontraksi paling besar adalah sektor manufaktur," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK RI, Wimboh Santoso mengatakan, pemerintah sudah memberikan berbagai insentif untuk menggerakkan sektor manufaktur di tengah pandemi. Salah satunya, jaminan tambahan modal kerja untuk kredit korporasi.

Baca Juga: Disambar Saat Mencari Keong, Enam Hari Hilang Bocah 14 Tahun Ditemukan Sudah Dalam Perut Buaya

"Kita sekarang sedang menggarap bagaimana meningkatkan sektor korporasi yaitu manufaktur. Pemerintah sudah memberikan berbagai insentif di antaranya penjaminan tambahan modal kerja untuk kredit korporasi," katanya.

"Kalau yang padat karya sharing dari pemerintah sebesar 60 persen dijamin, kalau nonpadat karya 50 persen," tambah Wimboh.

Wimboh melaporkan, mayoritas sektor manufaktur di Jabar adalah padat karya. Maka itu, OJK RI akan berupaya memasarkan komoditas industri manufaktur Jabar di pasar domestik.

Baca Juga: Facebook Luncurkan Fitur Baru Saingan TikTok Lewat Instagram, Kekeyaan Mark Zuckerberg Melonjak

"Akan kami lihat secara detail bagaimana agar tumbuh, bagaimana bisa memasarkan produk ini untuk domestik karena sekarang ini kalau ekspor masih diambang ketidakpastian dunia, sehingga harus re-orientasi untuk pasar domestik," katanya.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x