Dukung Pers Lawan Donald Trump, Pengusaha Kaya AS Rela Gelontorkan Rp 2,5 Triliun untuk Jurnalistik

- 10 Agustus 2020, 22:01 WIB
Craig Newmark.
Craig Newmark. /

GALAMEDIA - Pengusaha internet Amerika Serikat (AS) Craig Newmark rela gelontorkan uangnya hingga 170 juta dolar AS (sekitar Rp 2,5 triliun) untuk jurnalisme, sebuah bidang yang dinilainya rawan tindak kejahatan.

Dana tersebut dikeluarkan untuk memerangi pelecehan terhadap jurnalis hingga keamanan siber.

Pendiri situs internasional Craigslist ini menjunjung kebebasan pers sebagai bagian dari paham demokrasi yang dianut AS.

Baca Juga: Pabrik Milik Pengusaha Amerika Serikat di China Pun Hijrah ke Indonesia

Oleh karenanya, pria yang memiliki kekayaan sekitar 1 miliar dolar AS ini mengapresiasi koresponden Fox News Chris Wallace yang berani membantah Presiden Donald Trump, yang mengklaim tingkat kematian akibat Covid-19 (virus corona) di AS sebagai salah satu terendah di dunia.

Newmark mulai berpikiran akan peran vital pers ketika dirinya duduk di bangku sekolah menengah atas pada 1970. Dalam hal ini, ia berterimakasih kepada guru sejarahnya.

"Guruku mengajarkan bahwa pers yang dapat dipercaya merupakan sistem kekebalan pada demokrasi," terang Newmark seperti dikutip Forbes, Senin 10 Agustus 2020.

Baca Juga: Erick Thohir Ingin Pelaksanaan Vaksinasi Massal Corona di Indonesia Dipercepat

Paham tersebut terus dipegangnya, dan berpuncak pada 2016 ketika Donald Trump memenangkan pemilu Amerika Serikat. Pada saat itu, ia menilai sistem kekebalan demokrasi Negeri Paman Sam butuh bantuan.

Sejak saat itu, pengabdian terbesarnya seakan berpindah pada dunia jurnalisme. Pada Juni 2018, Newmark menyumbangkan 20 juta dolar AS kepada CUNY Graduate School of Journalism, yang kemudian mengubah namanya menjadi Craig Newmark Graduate School of Journalism.

Pada Februari 2019, ia kembali memberikan donasi lainnya sebesar 10 juta dolar AS kepada Columbia Journalism School. Pemberian itu dilakukan guna merilis pusat studi baru untuk etika dan keamanan jurnalisme.

Baca Juga: Boyong Rp 500 Triliun Lebih, 17 Perusahaan asal China Bakal Hijrah ke Indonesia

Namun donasinya sempat menjadi sorotan pada September 2018, ketika Newmark menghibahkan dana 20 juta dolar AS untuk mendanai pembentukan organisasi berita nirlaba The Markup.

Media tersebut didirikan untuk menjadi corong investigasi tentang bagaimana Big Tech mempengaruhi kehidupan sehari-hari di AS.

Kekisruhan mulai terjadi ketika ada aksi pemecatan kepada pemimpin redaksi, Julia Angwin, yang menuduh adanya permainan di dalam tim. Setelah pemecatan Angwin, staf editorial mengundurkan diri secara massal sebelum situs web diluncurkan.

Baca Juga: Warga Palestina Tinggal di Gua Karena Dilarang Bangun Rumah, Israel Tetap Rilis Surat Penghancuran

Sejumlah jurnalis juga percaya bahwa Newmark telah merampas pendapatan ratusan juta dolar dari surat kabar. Merujuk pada data milik News Media Alliance, pendapatan media cetak sekitar 35,6 persennya berasal dari iklan baris di halamannya.

Kasus ini telah menjadi perhatian Analis Media Thomas Baekdal, yang menunjukan bahwa sirkulasi surat kabar telah menurun jauh sebelum Craigslist muncul dengan berita kabelnya.

Baekdal juga berpendapat, Craigslist hanyalah salah satu dari ribuan marketplace online yang mengambil alih pendapatan iklan dari surat kabar.

Baca Juga: Selain China, Sri Mulyani Ungkap Indonesia Kerjasama Dengan Bill Gates Soal Vaksin Covid-19

Menurutnya, masih ada beberapa perusahaan lain seperti eBay dan Autotrader.com yang juga memiliki bisnis seperti usahanya Newmark.

"Saya pikir dunia tidak akan berubah seandainya Craigslist tidak pernah diciptakan juga," ujar Baekdal menanggapi komentar New York Times yang menyebut Newmark sebagai musuh koran.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x