Bagdad-Ankara Memanas, Serangan Turki Tewaskan Dua Petinggi Militer Irak

- 12 Agustus 2020, 15:36 WIB
Drone Turki menewaskan dua petinggi militer Irak di Bradost.
Drone Turki menewaskan dua petinggi militer Irak di Bradost. /


GALAMEDIA - Serangan drone (pesawat tanpa awak) Turki menewaskan Jenderal Irak di perbatasan Kota Bradost, Irbil, Kurdistan, Irak.

Militer Irak Selasa 11 Agustus 2020 mengungkapkan hal itu kali pertama operasi Turki yang menargetkan pemberontak Kurdi di utara Irak menyebabkan kematian perwira tingginya.

Total ada dua petinggi militer Irak yang tewas dalam serangan di perbatasan Kota Bradost, utara Irbil. Serangan drone itu mengenai kendaraan milik Penjaga Perbatasan yang ditumpangi dua komandan.

Wali Kota Bradost, Ihsan Chelebi, mengatakan kepada AP bahwa komandan Brigade Kedua Penjaga Perbatasan Jenderal Mohammed Rushdi tewas dalam insiden tersebut. Selain itu, komandan Resimen ke-3 Zubair Hali juga gugur.

Baca Juga: Kresna Life Buka Dialog Seluas-luasnya dengan Nasabah

Pejabat keamanan mengatakan ada lima orang lainnya yang tewas dalam serangan itu. Namun tidak disebutkan apakah mereka anggota militer atau warga sipil.

Sementara itu pihak militer Turki belum memberikan komentar terkait peristiwa tersebut.

Irak mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan.

Kementerian Luar Negeri Irak menganggap serangan itu memicu tinjauan kembali hubungan bilateral. Irak juga membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Turki pada Kamis 13 Agustus 2020.

Dua pejabat keamanan Irak mengatakan komandan Penjaga Perbatasan bertemu secara diam-diam dengan anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK), saat serangan berlangsung.

Militer Irak mengatakan akan segera memberikan rincian lebih lanjut tentang insiden tersebut.

Belakangan, juru bicara militer Irak Brigadir Jenderal Yahya Rasool mengatakan angkatan bersenjata "mengutuk keras" "serangan berdosa" yang juga melukai komandan Resimen Penjaga Perbatasan Pertama, seorang perwira intelijen dan dua rekan yang menyertai mereka.

Baca Juga: Konflik Meruncing, Persib dan 36 PS Perlu Duduk Bersama

Dia mengatakan serangan itu terjadi sekitar dua setengah mil dari perbatasan dan mengharuskan militer Turki "untuk mengklarifikasi keadaan kejahatan dan meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat, untuk menjaga hubungan baik bertetangga dan hubungan antara negara-negara."

"Kami sebelumnya memperingatkan tentang berlanjutnya pelanggaran Turki di wilayah Irak dan bahwa darah warga Irak sangat berharga dan kami tidak akan mentolerir pemborosan darah Irak," tambahnya.

"Belas kasihan dan pengampunan bagi para martir Irak dan pemulihan yang cepat bagi yang terluka."

Militer Turki tidak segera mengomentari korban yang dilaporkan, tetapi baru-baru ini mengumumkan melakukan kegiatan militer yang menargetkan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap Ankara sebagai organisasi teroris, di Irak.

Turki selama ini menganggap PKK sebagai organisasi teroris dan telah mengebom basis mereka di utara Irak dalam beberapa operasi.

Baca Juga: Dianggap Sebagai Sindiran, Terungkap Blackamoor Bros Abad 18 yang Membuat Meghan Markle Tersinggung

Seorang pejabat PKK di Irak utara mengatakan pertemuan itu terjadi di Bradost. "Pertemuan itu untuk membahas stabilitas kawasan," ujarnya.

Sebelumnya Ankara juga melancarkan serangan ke wilayah perbatasan Haftanin, sekitar 15 kilometer dari perbatasan Turki-Irak.

Serangan yang diluncurkan pada 17 Juni itu memicu kemarahan Irak. Mereka lantas memanggil duta besar Turki di Baghdad untuk melayangkan protes. Dan kematian dua komandan militer Irak ini akan semakin memperburuk hubungan kedua negara.

Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan beberapa negara Barat sekutu Turki menganggap PKK sebagai kelompok teroris.

Baca Juga: Dua Mantan Kalapas Sukamiskin Jadi Saksi Kasus Dugaan Suap Dirut PT Glori Karsa Abadi

Kelompok Kurdi memang terus menyuarakan separatisme di Turki. Namun di Suriah, salah satu milisi Kurdi bekerja sama dengan AS untuk mendepak ISIS.

Konflik Turki-Kurdi bahkan sempat merenggangkan relasi Ankara dengan Amerika Serikat, terutama setelah Erdogan memutuskan menggempur Pejuang Demokratik Suriah (SDF).

SDF merupakan milisi Kurdi yang selama ini membantu pasukan AS memerangi ISIS di Suriah.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x