Potensi Pertanian di Kabupaten Garut Kini Diperkuat Kostratani

- 13 Agustus 2020, 16:15 WIB
 Bupati Garut, Rudy Gunawan, beserta Prof. DR. Ir.Dedi Nursyamsi, M. Agr dan rombongan saat bertemu di Ruang Pamengang Pendopo Garut, Jalan Kabupaten, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis 13 Agustus 2020.
Bupati Garut, Rudy Gunawan, beserta Prof. DR. Ir.Dedi Nursyamsi, M. Agr dan rombongan saat bertemu di Ruang Pamengang Pendopo Garut, Jalan Kabupaten, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis 13 Agustus 2020. /Agus Somantri/


GALAMEDIA - Potensi pertanian Garut ikut diperkuat Kementerian Pertanian (Kementan) melalui gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani). Terkoneksinya Garut otomatis semakin menambah daftar panjang validitas data dan informasi pertanian di Jawa Barat. Apalagi, Kostratani memiliki posisi penting di dalam pengambilan kebijakan strategis pertanian hingga level kecamatan.

Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Prof. DR. Ir.Dedi Nursyamsi, M. Agr, mengatakan, berbagai potensi pertanian di wilayah Jawa Barat sekarang terkoneksi oleh gerakan Kostratani. Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), sekarang giliran Kostratani di Garut yang sukses di launching. Sebelum Garut, terangnya, Kostratani juga resmi beroperasi di wilayah Sukabumi dan Cianjur mulai Selasa, 11 Agustus 2020 lalu.

"Produktivitas pertanian harus ditingkatkan di seluruh wilayah. Kostratani ini memiliki piranti lengkap untuk mewujudkan target-target tersebut. Kehadiran Kostratani di Garut tentu akan membawa impact positif bagi pertanian di sana. Pertanian Garut pun memiliki akses lebih luas untuk terus maju," ujarnya usai bertemu dengan Bupati Garu,t Rudy Gunawan, di Ruang Pamengkang Pendopo Garut, Jalan Kabupaten, Kamis 13 Agustus 2020.

Dedi menyebutkan, mendukung pertanian Garut, Kostratani pun melakukan aktivasinya di Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Tarogong dan BPP Samarang. Saat ini, Garut memiliki potensi besar pertanian untuk beragam komoditi. Untuk komposisi padi terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Garut juga terkenal sebagai sentra palawija, seperti jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, hingga kacang hijau.

Baca Juga: Usia 57 Tahun, Wara Semakin Berjiwa Kesatria, Militan, Loyal dan Profesional

"Posisi BPP sangat strategis. Yang jelas, kami akan dorong Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab, Sumber Daya Manusia ini memiliki kontribusi sekitar 50 persen terhadap produksi pertanian. Mereka penting terhadap pembangunan pertanian secara menyeluruh. Kami tahu, Garut memiliki banyak potensi. Dahulu Garut terkenal dengan buah jeruk," ucapnya.

Menurut Dedi, sejak digulirkan, Kostratani memang menjadi Big Data pertanian. Informasi update yang disampaikan menyangkut skala (volume), distribusi (velocity), hingga keragaman (variety). Turunannya pun beragam, meliputi updating validasi areal lahan, harga komoditas, SDM pertanian, e-proposal, hingga populasi dan produksi. Ada juga informasi profil petani, kelembagaan petani, dan kelembagaan penyuluhan.

"Kostratani membangun pertanian digital. Semuanya sekarang terkoneksi secara internet. Aksesnya kini lebih mudah dan akurat, bahkan lebih cepat. Siapapun sekarang bisa memetakan potensi pada sebuah daerah secara menyeluruh," katanya.

Dedi menuturkan, bergabungnya Garut dan beberapa wilayah lain di Jawa Barat kini semakin menambah daftar member Kostratani. Saat ini, lanjutnya, jumlah member Kostratani mencapai sekitar 446. Sebarannya menyeluruh di berbagai wilayah Indonesia. Ia menyebut, melalui BPPSDMP, Kementan memiliki target member Kostratani sebanyak 3.000 di rentang 2020. Namun, target tersebut akhirnya direvisi menjadi 1.000 karena terbentur Covid-19.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x