Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Citarum Terus Digencarkan

- 13 Agustus 2020, 17:49 WIB
Terowongan Air Nanjung.
Terowongan Air Nanjung. /

GALAMEDIA - Meski di tengah pandemi Covid-19 (virus corona), saat ini sejumlah proyek pembangunan infrastruktur pengelolaan sumber daya air Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum terus berjalan.

Hal ini salah satunya sebagai tindak lanjut amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Peraturan presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pengelolaan sumber daya air di DAS Citarum saat ini difokuskan pada konservasi air di wilayah hulu. Guna mewujudkannya, sepanjang 2020 tim Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum terus merampungkan beberapa proyek meliputi pembangunan embung, kolam retensi hingga polder air.

"Citarum mulai tercemar sejak adanya zona permukiman yang berada di bantarannya. Direncanakan akan dihadirkan embung-embung tempat konservasi air di hulu," ungkap Emil, sapaan Ridwan Kamil dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, @ridwankamil, Sabtu 1 Agustus 2020.

Kolam Retensi Cienteung.
Kolam Retensi Cienteung.

Selain untuk sarana konservasi air, sejumlah proyek tersebut juga ditujukkan sebagai pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. Sehingga, permasalahan ketersediaan air ataupun banjir yang kerap menghantui warga di sepanjang DAS Citarum dapat teratasi.

Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Dadang Karmen mengatakan, salah satu proyek yang menjadi fokus di 2020 adalah pembangunan Kolam Retensi Andir dan lima polder air di wilayah Baleendah, Kabupaten Bandung.

Kelima polder tersebut adalah polder Cipalasari 1, Cipalasari 2, Cisangkuy, Cijambe Barat dan Cijambe Timur. Diperkirakan, di penghujung 2020 kontrak proyek telah diteken.

"Sekarang baru mau lelang, diperkirakan kontrak pada November tahun ini baru bisa teken. Proyek ini satu paket antara Kolam Retensi Andir dan kelima polder," ungkapnya di Bandung, Selasa 4 Agustus 2020.

 

Ia mengatakan, pembangunan fisik paket proyek senilai Rp114 miliar tersebut ditargetkan rampung 100% pada akhir 2021. Meski demikian, terdapat pemangkasan anggaran yang tak terhindarkan di tahun ini guna menangani Covid-19.

"Dana struktur yang dari Kementrian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) banyak yang hilang karena harus dialihkan untuk Covid-19, untuk tahun ini disediakan uang muka saja untuk proyek Andir dan kelima polder senilai Rp32 miliar," ungkapnya.

Selain itu, ia mengatakan, saat ini juga terdapat proyek pembangunan polder Bojongsoang yang ditargetkan rampung tahun ini. Ada pula pembangunan embung Jatinangor yang tengah berjalan, bekerjasama dengan Universitas Padjajaran (Unpad).

Embung berkapasitas 100.000 meter dibangun di lahan seluas 1,5 hektar. Lokasinya berada di kawasan kampus Unpad, tepatnya di wilayah Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

"Embung berfungsi untuk menampung air yang bisa dimanfaatkan jadi air baku, mengairi pertanian, hingga sumber air minum. Sementara kolam retensi bermanfaat untuk pengendali banjir. Kita parkirkan air sementara, lalu dipompa dan dibuang," ungkapnya.

Terowongan Air Nanjung.
Terowongan Air Nanjung.

Ia mengatakan, kolam retensi juga nantinya dapat dijadikan objek wisata dengan sejumlah penataan. Hal ini pula yang tengah disasar Emil untuk meningkatkan potensi pariwisata di Jabar.

"Pak Emil memang menginginkan adanya kegiatan pariwisata di musim panas, kami siapkan di (kolam retensi) Andir. Selain itu, oxbow-oxbow juga bisa dijadikan wisata air. Nanti dari pihak PSDA (Pengelolaan Sumber Daya Air) provinsi akan melanjutkan desain-desainnya," ungkapnya.

Saat ini, sejumlah proyek pengelolaan sumber daya air di DAS Citarum yang telah selesai di antaranya adalah Embung Gede Bage yang dikerjakan pada 2017-2018, Kolam Retensi Cieunteung yang selesai 2018 hingga yang terbaru adalah rehabilitasi 5 oxbow di Dara Ulin, Mahmud, Bojongsoang, Sapan dan Cisangkuy pada 2019. Pembangunannya dibiayai APBN 2019 senilai Rp44,5 miliar.

Seluruh pembangunan infrastruktur tersebut dipadukan dengan kerjasama pihak TNI dan seluruh pemangku kepentingan yang tergabung dalam Satgas Citarum Harum menjadikan perbaikan status pencemaran air di DAS Citarum dapat terus berprogres. Emil menyatakan saat ini status DAS Citarum telah berada di level cemar ringan.

"Perbaikan status Cemar Berat air Citarum di 2018, alhamdulillah ada kemajuan. Per Juni 2020 sudah di level cemar ringan, lebih cepat dari jadwal. Targetnya tahun ini hanya cemar sedang," ungkapnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x