Sebut UEA Sebagai Pengkhianat, Palestina Tarik Duta Besarnya dari Abu Dhabi

- 14 Agustus 2020, 15:43 WIB
Putra Mahkot Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump .
Putra Mahkot Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump . /


GALAMEDIA - Palestina menarik duta besarnya di Uni Emirat Arab (UEA) sebagai bentuk protes atas kesepakatan damai antara UEA dengan Israel.

Terkait hal itu Menteri luar negeri Palestina, Riyad Al-Maliki mengatakan penarikan tersebut merupakan permintaan Presiden Mahmod Abbas.

"Atas permintaan Presiden Mahmoud Abbas, kementerian luar negeri Palestina telah memutuskan untuk segera menarik duta besarnya di Uni Emirat Arab," ujar Riyad dalam pernyataan resmi seperti dikutip dari AFP Jumat 14 Agustus 2020.

Baca Juga: Presiden: Kebijakan Relaksasi Defisit PDB Masih Dibutuhkan di Tengah Pandemi Covid-19

Disebutkan, Palestina dengan keras menolak kesepakatan itu dan menyebutnya sebagai "pengkhianatan" terhadap perjuangan mereka termasuk klaim mereka atas Yerusalem sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Palestina juga menuntut diadakan pertemuan darurat Liga Arab.

"Ini adalah hari hitam dalam sejarah Palestina. Kesepakatan ini sangat berbeda dengan konsensus Arab. Rakyat Palestina tidak mengizinkan siapa pun memberikan konsesi kepada Israel dengan imbalan apapun," ujar anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Ahmad Majdalani, dilansir dari The New York Times.

Baca Juga: Sempat Ditutup akibat Covid-19, Taman Nasional Gunung Ciremai Kembali Dibuka untuk Jalur Pendakian

Selain Palestina, kesepakatan tersebut juga mendapat penolakan dari Hamas. Sumber mengatakan setelah pengumuman kesepakatan UEA-Israel, Mahmoud dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh melalukan pembicaraan di tengah ketegangan antara kedua kubu.

"Semua faksi Palestina bersatu untuk menolak normalisasi (dengan Israel," kata sumber itu.

Israel dan Uni Emirat Arab menyetujui penghentian lebih jauh upaya aneksasi wilayah Palestina. Komitmen tersebut tertuang dalam perjanjian damai antara kedua negara yang ditengahi oleh Amerika Serikat.

"Selama pertemuan dengan Presiden Trump dan Perdana Menteri Netanyahu, kesepakatan dicapai untuk menghentikan aneksasi Israel lebih lanjut atas wilayah Palestina," tulis Putra Mahkota UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nayhan usai pertemuan tersebut, lewat akun Twitter.

Baca Juga: Game Simulator Pesawat Milik Microsoft Akan Buat Kita Rasakan Pengalaman Jadi Pilot

Dilansir AFP, Presiden AS Donald Trump mengatakan perjanjian damai antara tiga negara menandai "hari bersejarah" tentang upaya perdamaian di Timur Tengah. Hal tersebut juga diakui PM Israel, Benjamin Netanyatahu.

Presiden AS Donald Trump, dalam pengumumannya mengatakan pada Kamis Israel dan Uni Emirat Arab telah mencapai kesepakatan damai.

"Normalisasi hubungan antara UEA dan Israel adalah 'terobosan besar'," cuit Trump.

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x