GALAMEDIA - PT Pertamina (Persero) menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk daftar Fortune Global 500 pada 2019. Tahun lalu, Pertamina menduduki peringkat 175.
Namun sayang, posisi tersebut tak bertahan lama. Dalam daftar terbaru yang dirilis Fortune Global 500, Pertamina harus rela terdepak. Pertamina pun keluar dari deretan perusahaan bergengsi dunia.
Aktivis asal Papua, Natalius Pigai, ikut menyoroti melorotnya prestasi Pertamina. Ia menilai kondisi itu terjadi akibat salah kelola BUMN oleh pemerintah.
Baca Juga: Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharam 1442 H dalam Bahasa Indonesia
Pigai juga menilai, pemerintah tidak cermat dalam menempatkan orang di jabatan strategis. Termasuk orang yang gagal kelola perusahaan BUMN yang kemudian menjadi tangan kanan Presiden Joko Widodo.
"Fadroel Rachman jadi komisaris utama Adhi Karya, (perusahaan) nyaris bangkrut. (Fadroel) dihadiahi (jadi) juru bicara presiden," tulis Pigai dalam akun Twitter pribadinya @NataliusPigai2, seperti dikutip Galamedia, Selasa 18 Agustus 2020.
Baca Juga: Diduga Depresi, Seorang Gadis Nekat Terjun ke Saluran Irigasi
Pigai kemudian menyinggung Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Pigai menilai, menurunnya prestasi Pertamina terjadi di era Ahok.
https://t.co/SSKQzVPwso @fadjroeL Rachman jd Komut Adhi Karya,nyaris bangkrut dihadiahi Jubir Presiden. @Ahok Komut, Pertamina dìdowngraded bisa sj dihadiahi Menteri. Apakah Negara kita dipimpin oleh Personality Disorder or Megalomania? Renung Pak @jokowi. Salam HUT RI-75 For ALL— NataliusPigai (@NataliusPigai2) August 16, 2020
Ia pun menyindir, setelah Pertamina menurun prestasinya lantas Ahok akan mendapat jabatan lain.
Baca Juga: Meski Hubungan Diplomatik Membaik, Israel Tetap Tentang Amerika Serikat Jual F-35 ke Uni Emirat Arab