Presiden Jokowi Bereaksi, Epidemiolog Tampar Pemerintah Soal Kegagalan Pengendalian Pandemi Covid-19

- 1 September 2020, 12:06 WIB
Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo. /ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/

GALAMEDIA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim pandemi virus corona (Covid-19) di tanah air masih terkendali dibandingkan dengan negara lain.

Sebelumnya sejumlah epidemiolog menilai pemerintah gagal mengendalikan pandemi Covid-19 di Indonesia. Salah satunya epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman.

Menurutnya, tingginya angka kasus Covid-19 yang terjadi di Tanah Air menjadi bukti bahwa pemerintah belum berhasil mengendalikan pandemi Covid-19.

Presiden Jokowi langsung bereaksi terkait adanya pernyataan tersebut.

Baca Juga: Denny Siregar Puja-Puji KSAD: Galak Juga Jenderal Andika Ini, Pecat Dandim Hingga Sikat Oknum TNI

"Di negara Eropa, kawasan Asia masih terjadi tren peningkatan kasus positif. Kita harus hati-hati. Di negara kita walaupun ada peningkatan di beberapa daerah, tapi kalau dibandingkan negara lain, posisi Indonesia masih relatif terkendali," kata Jokowi saat memberikan arahan pada gubernur dalam rapat terbatas terkait penanganan Covid-19 melalui siaran di akun Youtube Sekretariat Presiden, Selasa 1 September 2020.

Meskipun demikian, Jokowi mengingatkan angka kematian pasien Covid-19 atau case fatality rate di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata kematian global.

Di Indonesia, angka kematian akibat Covid-19 mencapai 4,2 persen pada Agustus 2020. Sementara angka kematian global sebesar 3,36 persen.

Baca Juga: Resmi, ASN Dapat Pulsa Gratis Rp 200 Ribu - Rp 400 Ribu dan Mahasiswa Rp 150 Ribu per Bulan

"Untuk kasus meninggal ini hati-hati. Case fatality rate di Indonesia meski turun dari 7,83 persen di April menjadi 4,2 persen bulan ini, kita masih punya PR besar untuk menurunkan karena masih lebih tinggi dari case fatality rate global. Ini pekerjaan besar kita," ujarnya.

Jokowi pun meminta jajarannya dan para kepala daerah, mulai dari gubernur, bupati, dan wali kota terus waspada agar tidak kehilangan kendali dalam penanganan penyebaran virus corona.

"Sekali lagi, harus waspadai betul sehingga kita tidak kehilangan kendali penanganan penyebaran covid," katanya.

Baca Juga: Narji Cagur Kini Fokus 'Merawat Anak Perawan', Ngaku Ribut Sama Pilot Saat Ngejar Sang Pramugari

Di sisi lain, Jokowi mengklaim angka kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia berhasil melebihi rata-rata angka dunia. Mantan wali kota Solo itu menyebut, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 per Agustus 2020 mencapai 72,1 persen. Angka ini lebih tinggi dari tingkat kesembuhan rata-rata dunia sebesar 69 persen.

"Alhamdulillah tingkat kesembuhan, case recovery rate meningkat. Pada April lalu 15 persen, kemudian sekarang Agustus 72,1 persen. Jadi ada pergerakan lebih baik, lebih tinggi dari rata-rata dunia yaitu 69 persen," ujarnya.

Baca Juga: Puncak Pandemi Corona Diperkirakan Terjadi September Ini, Pemerintah Gagal Lakukan Pengendalian

Selain itu, jumlah kasus aktif atau pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan juga diklaim Jokowi menurun. Dari 77 persen pada April lalu menjadi 23,69 persen pada Agustus 2020.

"Jumlah kasus aktif ini lebih baik dari rata-rata dunia yakni 27 persen," katanya.

Sebelumnya Dicky Budiman pun mengingatkan agar daerah serius dalam menanggulangi pandemi Covid-19 dengan melakukan kebijakan testing, tracing, dan treatment (3T) agar penularan corona bisa dikendalikan.

"Tingginya kasus adalah sinyal serius bahwa kita belum sukses mengendalikan transmisi Covid-19 di masyarakat. Bahwa DKI jadi penyumbang tertinggi bukan berarti daerah lainnya tidak memiliki kasus serius karena cakupan testing tracing yang tinggi akan memperlihatkan kondisi masalah sesungguhnya," kata Dicky.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x