GALAMEDIA - Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) semakin mesra sehingga diyakini akan berpengaruh terhadap nasib Palestina.
Ketiga negara sepakat untuk melakukan sejumlah kesepakatan, ditandai dengan mendaratnya petinggi AS dan Israel di UEA pada Senin, 31 Agustus 2020.
Memfasilitasi hubungan terbuka antara Israel dan UEA, AS tampak akan lebih menekan Palestina untuk menegosiasikan perdamaian.
Penasihat Senior Gedung Putih, Jared Kushner yang datang ke UEA mengatakan, Washington dapat membantu menjaga military edge atau bantuan militer bagi Israel dalam proses meningkatkan hubungan dengan UEA.
Baca Juga: Bukan September Ceria, Positif Covid-19 Indonesia Bertambah 2.775 Kasus
Ia menyebut UEA sebagai sentra ekonomi terbesar kedua di negara-negara Arab dan kekuatan regional.
Diumumkan pada 13 Agustus lalu, kesepakatan normalisasi itu adalah akomodasi pertama antara negara Arab dan Israel dalam lebih dari 20 tahun.
Namun kesepakatan tersebut membuat Warga Palestina kecewa dengan langkah UAE. Palestina melihatnya sebagai pengkhianatan yang akan melemahkan posisi pan-Arab lama yang menyerukan penarikan Israel dari wilayah yang diduduki.
Termasuk juga penerimaan kenegaraan Palestina dengan imbalan hubungan normal dengan negara-negara Arab. Di sisi lain Kushner meminta warga Palestina tidak harus "terjebak di masa lalu".
Baca Juga: Ada Penambahan 160 kasus, Bali Catat Rekor Tertinggi Harian Kasus Covid-19