Heboh Soal Good Looking di Media Sosial, Dirjen Binmas Berupaya Luruskan Maksud Menag

- 4 September 2020, 19:09 WIB
Menteri Agama Fachrul Razi UMPTKIN 2020 Banyak Peminat, Menteri Agama: Civitas Akademika PTKIN Jangan Puas Dulu?
Menteri Agama Fachrul Razi UMPTKIN 2020 Banyak Peminat, Menteri Agama: Civitas Akademika PTKIN Jangan Puas Dulu? /



GALAMEDIA - Pernyataan Menteri Agama (Menag) Facharul Razi soal penyusupan agen radikal dengan menyelipkan seseorang yang good looking ke masjid berbuntut panjang. Banyak pihak menilai terlalu mengada-ada atau berlebihan.

Soal masalah tersebut pun viral di sejumlah media sosial. Meme kritikan terhadap penyataan Menag terus membanjir baik dari tokoh maupun kalangan masyarakat biasa.

Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin pernyataan good looking yang dikatakan Menag hanya ilustrasi. Menurut Amin, maksud dari Menag Fachrul yakni perlunya kehati-hatian pengelola rumah ibadah, terutama yang ada di lingkungan Pemerintah dan BUMN, agar mengetahui betul rekam jejak pandangan keagamaan jemaahnya.

"Statemen Menag tidak sedang menuduh siapapun. Menag hanya mengilustrasikan tentang pentingnya memagari agar ASN yang dipercaya mengelola rumah ibadah tidak memiliki pandangan keagamaan ekstrem bahkan radikal yang bertentangan dengan prinsip kebangsaan," ujar Kamaruddin Amin dalam keterangannya, Jumat 4 September 2020.

Menurutnya, statemen Menag tidak dalam konteks mengeneralisir. Sebab, pandangan itu disampaikan Menag dalam konteks seminar yang membahas Strategi Menangkal Radikalisme pada ASN.

Baca Juga: Pusat Kesehatan Nasional Inggris Sebut Hidrokortison Senjata dalam Perang Dunia Melawan Covid-19

"Jadi pandangan Menag itu disampaikan terkait bahasan menangkal radikalisme di ASN," kata dia.

Amin menerangkan, dalam paparannya Menag Fachrul menawarkan agar pengurus rumah ibadah di instansi pemerintah dan BUMN direkrut dari pegawai yang dapat diketahui rekam jejaknya dengan baik.

Menurut Amin, pemerintah dalam beberapa tahun terakhir terus berupaya menangkal masuknya pemahaman keagamaan yang ekstrem dalam lingkungan ASN. Sebab, ASN harus menjadi teladan dalam hal cinta tanah air dan praktik beragama yang moderat.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Kian Parah, Jokowi Instruksikan Panglima TNI dan Kapolri Turun Tangan

Di sisi lain, Kemenag akan membuka program penceramah bersertifikat. Tahun ini, ditargetkan 8.200 peserta. Program ini bersifat sukarela, sehingga tidak ada paksaan.

"Kemenag bersinergi dengan majelis agama, ormas keagamaan, BNPT, BPIP, dan Lemhanas. Penceramah akan dibekali wawasan kebangsaan, Pancasila dan moderasi beragama," kata dia.

Sebelumnya, Menag Fachrul Razi mengungkap cara-cara agen paham radikal menyusup masuk ke dalam sebuah lembaga. Menag mengungkap cara paling mudah agen radikalisme masuk ke sebuah lembaga, atau rumah ibadah. Menurutnya, cara masuk para agen radikalisme salah satunya memiliki wajah yang menarik.

"Cara masuk mereka gampang, pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arab bagus, hafiz, mulai masuk, ikut-ikut jadi imam, lama-orang orang situ bersimpati, diangkat jadi pengurus masjid. Kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya, mulai masuk ide-ide yang tadi kita takutkan," kata Menag.

Baca Juga: DKI Jakarta Jadi Sorotan WHO, Kapasitas Ruang Isolasi Rumah Sakit Pasien Covid-19 Mencapai 70 Persen

Maka dari itu, dia mengatakan sudah menyepakati dengan Menteri PAN-RB untuk mewaspadai menyusupnya agen radikalisme di kementerian dan rumah ibadah di lingkungan kementerian.

"Semua rumah-rumah ibadah di lingkungan institusi pemerintah, pengurusnya harus pegawai pemerintah. Tidak boleh ada masyarakat di situ ikut jadi pengurus di sana. Dengan demikian juga penceramah-penceramahnya diambil dari mereka-mereka yang kita yakini bicaranya tidak aneh-aneh," kata dia.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x