Terungkap, Donald Trump Ternyata Idolakan Presiden Rusia Vladimir Putin

- 8 September 2020, 07:05 WIB
Presiden AS Donald Trump tengah berbincang-bincang dengan idolnya Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden AS Donald Trump tengah berbincang-bincang dengan idolnya Presiden Rusia Vladimir Putin. /

GALAMEDIA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebenarnya sangat mengidolakan Presiden Rusia Vladimir Putin. Soalnya Putin mampu mengelola Rusia layaknya sebuah perusahaan pribadinya.

Hal tersebut diungkapkan mantan pengacara Trump Michael Cohen dalam buku yang ditulisnya berjudul 'Disloyal: A Memoir: The True Story of the Former Personal Attorney to President Donald J.Trump', seperti dilansir Business Insider, Selasa 8 September 2020.

Buku tersebut rencananya akan diterbitkan Selasa waktu AS. Namun, sebelumnya telah dilihat oleh The Washington Post dan CNN.

Baca Juga: Hubungi Vladimir Putin, Raja Salman Tertarik Produksi Vaksin Covid-19 asal Rusia

Dalam buku tersebut, Cohen mengungkapkan alasan utama Trump sangat mengagumi Putin adalah uang. Meski hingga kini sulit mendeskripsikan harta yang dimiliki Putin, Trump menyebut dia adalah orang terkaya di dunia saat ini. Pernyataan itu dikutip dari The Washington Post.

Trump menurut Cohen, sangat mengagumi bagaimana cara Putin mengambil alih kekuasaan di setiap lini Rusia. Bahkan, Putin mampu menjalankan negara tersebut layaknya perusahaan pribadinya.

Lebih lanjut menurut Cohen, saking kagumnya ke Putin, Trump pun mencoba mengikuti Putin dalam mengelola AS. Upaya tersebut sudah terlihat saat Trump mencalonkan diri pada 2016 lalu.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Telah Disalurkan Dua Tahap, Jabar Penerima Terbanyak Kedua di Indonesia

"Mengunci musuh politik Anda, mengkriminalisasi perbedaan pendapat, menakut-nakuti atau membangkrutkan pers yang bebas melalui tuntutan hukum yang mencemarkan nama baik. Visi Trump yang mencakup segalanya tidak terbukti bagi saya sebelum dia mulai mencalonkan diri sebagai presiden," tulis Cohen.

Dalam buku tersebut Cohen pun menegaskan secara terbuka menentang pemilihan kembali Trump sebagai Presiden AS pada November mendatang. Dia pun telah dihukum karena di antaranya melanggar undang-undang kampanye atas nama Trump.

Baca Juga: Geruduk Gedung KPK, Dirut PLN: Cegah Korusi Triliunan Rupiah

Saat ini, dia diketahui sedang menjalankan hukuman federal selama tiga tahun atas kejahatan yang dilakukannya saat bekerja untuk Trump.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x