Ini Dia Sosok M.A.W Brouwer: Sosok di Balik Instagramable Jalan Asia Afrika Bandung

- 8 September 2020, 08:22 WIB
Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum — M.A.W Brouwer. (foto: Humas Kota Bandung)**
Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum — M.A.W Brouwer. (foto: Humas Kota Bandung)** /



GALAMEDIA - "Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum" — M.A.W Brouwer. Demikian tulisan di dinding di bawah jembatan penyeberangan Jalan Asia Afrika Bandung.

Dinding itu menjadi salah satu spot yang sering dijadikan latar untuk wisatawan berfoto.

Tetapi tahukan anda siapa M.A.W Brouwer?

Dalam siaran pers yang dikeluarkan Humas Kota Bandung, M.A.W Brouwer yaitu Martinus Antonius Weselinus Brouwer. Ia lahir di Delft Belanda pada 14 Mei 1923. Meski lahir di Belanda, ia menghabiskan sebagian hidupnya di Indonesia.

Baca Juga: Quran Surat At Takatsur, Asbabun Nuzul, Arab, Latin, dan Terjemahnya

Ia merupakan seorang fenomenolog, psikolog, budayawan yang sangat dikenal karena kolom-kolomnya yang tajam, sarkastik dan humoris. Tulisannya sering muncul di berbagai media masa di Indonesia.

Terutama pada era tahun 70an sampai 80an. Dan salah satunya yaitu di koran Pikiran Rakyat.

Ia merupakan alumni Fakultas Paedagogi Universitas Indonesia pada tahun 1961. Setelah lulus, Brouwer menjadi guru di Sukabumi.

Baca Juga: Sering Sakit Ulu Hati, Hati-hati Bisa Jadi Anda Menderita Penyakit Ini

Ia juga menjadi pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran dan Universitas Parahyangan yang turut mewarnai pengembangan ilmu Psikologi di Indonesia.

Ia juga dikenal sebagai psikolog yng memiliki perhatian terhadap masalah keluarga. Hal itu terlihat dari sejumlah karyanya yang mengulas tentang keluarga.

Di antaranya, buku "Bapak, ibu, dengarlah!: Bunga rampai tulisan-tulisan tentang masalah-masalah keluarga" dan buku "Ayah dan putranya: sorotan psikologi fenomenologi".

Baca Juga: Renungan Pagi, Meningkatkan Iman dengan Sering Bertafakur Akan Kekuasaan dan Keesaan Allah

Tentu, ia memiliki perhatian yang besar terhadap tatar Pasundan. Ia menulis buku "Perjalanan spiritual: dari gumujeng Sunda, eksistensi Tuhan, sampai Siberia".

Sayang, saat ia ingin memutuskan menetap dan menjadi warga negara Indonesia hal itu ditolak pemerintah. Hingga akhirnya Brouwer kembali ke negeri Belanda.

Ia meninggal pada 19 Agustus 1991 pada umur 68 tahun di Belanda.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x