Donald Trump Sesumbar, Klaim Amerika Serikat Punya Senjata Nuklir Lebih Dahsyat dari Rusia dan China

- 10 September 2020, 18:03 WIB
Donald Trump.*
Donald Trump.* /Instagram/@realdonaldtrump

GALAMEDIA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim militernya memiliki senjata nuklir yang belum pernah dilihat atau bahkan didengar siapa pun termasuk oleh Rusia dan China.

Pemimpin Gedung Putih ini membanggakan senjata tersebut dalam wawancaranya dengan jurnalis Bob Woodward, yang kutipannya munculdalam bukunya berjudul "Rage". Buku itu akan terbit dalam beberapa hari ke depan.

Dilansir Washington Post, Rabu 9 September 2020, Woodward seorang editor asosiasi media tersebut, menerbitkan kutipan dari buku jurnalis yang bercerita tentang kepresidenan Trump.

Baca Juga: Mantan Pengawal Presiden Jokowi Jabat Danjen Kopassus

Pernyataan tentang rahasia sistem senjata nuklir muncul di bagian di mana Trump membahas masa kepresidenannya pada tahun 2017 ketika AS dan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) atau Korea Utara berada di ambang perang.

“Saya telah membangun nuklir—sistem senjata yang belum pernah dimiliki siapa pun di negara ini sebelumnya. Kami memiliki hal-hal yang belum pernah Anda lihat atau dengar," kata Trump kepada Woodward.

Menurutnya, AS memiliki hal-hal yang belum pernah didengar oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping sebelumnya.

"Tidak ada siapa-siapa—apa yang kami miliki luar biasa,” katanya.

Baca Juga: DKI Jakarta Terapkan PSBB Total, Bagaimana Nasib Pengemudi Ojol?

Komentar itu menarik perhatian pembaca, yang merenungkan apa yang mungkin dimaksud Trump—atau, memang, jika pernyataannya akurat sama sekali.

Trump dikenal melebih-lebihkan atau salah menyatakan fakta tentang teknologi militer, dari rudal hipersonik "super duper" yang diklaimnya 17 kali lebih cepat dari senjata yang ada hingga keyakinannya yang gigih bahwa F-35 Joint Strike Fighter sebenarnya tidak terlihat oleh mata manusia, apalagi oleh tidak oleh radar array milik musuh.

James Acton, co-director Carnegie Endowment for International Peace's Nuclear Policy Program, mengatakan di Twitter pada hari Rabu bahwa Trump bisa saja merujuk pada W76-2, hulu ledak nuklir berdaya rendah yang pembuatannya dipesan oleh Gedung Putih dalam dokumen Tinjauan Postur Nuklir 2018.

Baca Juga: Sindir Menteri Agama Soal Hafiz Al-Qur'an, Gatot Nurmantyo: Saya Makar Kalau Itu Memang Makar

W76-2 memiliki daya ledak yang dilaporkan hanya 5 kiloton—sepertiga kekuatan bom yang menghancurkan Hiroshima, Jepang, pada bulan Agustus 1945.

Ketika dokumen Tinjuan Postur Nuklir diterbitkan pada Februari 2018, saran untuk membuat bom nuklir tersebut menuai kecaman luas, karena pilihan perangkat nuklir berkekuatan rendah dapat membuat penggunaan senjata itu tampak lebih cocok bagi Gedung Putih.

Ketika Kepala Staf Gabungan secara tidak sengaja menerbitkan dokumen berjudul "Nuclear Weapons: Planning and Targeting” pada Juni 2019, kecemasan itu menjadi jauh lebih gamblang.

Baca Juga: Terus Melonjak, Pertambahan Kasus Covid-19 Harian di Indonesia Kembali Cetak Rekor

Dokumen tersebut, yang dengan cepat dihapus tetapi sudah disimpan oleh Federasi Ilmuwan Amerika, menjelaskan bagaimana komandan dapat memperkenalkan senjata nuklir ke dalam teater operasi jika mereka dapat menciptakan kondisi untuk hasil yang menentukan dan pemulihan stabilitas strategis.

Kemudian bulan lalu, Pusat Senjata Nuklir Angkatan Udara AS mem-posting permintaan informasi untuk kontraktor dengan gagasan tentang peningkatan hipersonik ke rudal balistik antarbenua, yang digunakan AS untuk mengirimkan serangan nuklir.

Ketika ditanya tentang hal itu, Angkatan Udara AS dengan cepat mencabut pemberitahuan tersebut dan dengan tekun membantah mengejar senjata nuklir hipersonik, dengan menunjuk pada janji yang ada untuk tidak melakukannya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x