Mahasiswa UNS Ciptakan Alat Bantu Dengar Khusus untuk Teman Tuli

- 11 September 2020, 14:43 WIB
 Tim mahasiswa UNS pencipta alat bantu dengar khusus untuk Teman Tuli
Tim mahasiswa UNS pencipta alat bantu dengar khusus untuk Teman Tuli /Tok Suwarto/

GALAMEDIA - Tim mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang terdiri dari 4 orang, menciptakan inovasi rancangan alat bantu dengar dan belajar bicara bagi teman tuli. Alat tersebut diciptakan untuk membantu teman tuli, sekaligus untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Ramah Difabel.

Keempat mahasiswa UNS tersebut adalah, Andayani Yuwana Sari asal Sekolah Vokasi (SV) UNS, Henry Probo Santoso asal Fakultas Teknik (FT) UNS, Rizqi Misbkahus Suroya asal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, dan Ahmad Baktiar Kris Aziz asal Sekolah (SV) UNS. Mereka yang dibimbing Feri Adriyanto, Ph.D, dosen Program Studi (Prodi) Teknik Elektro FT UNS, berhasil meraih dana hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2020 senilai Rp. 4,5 juta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

“Ide tersebut berawal dari masih banyaknya teman tuli yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan kurang efektifnya alat bantu dengar yang digunakan teman tuli menjadikan kami menciptakan alat tersebut,” ujar anggota tim, Andayani Yuwana Sari, Jumat 11 September 2020.

Baca Juga: Akibat Covid-19, Pembuat Peti Jenazah di Jakarta Kebanjiran Order

Andayani menuturkan, alat bantu dengar bagi teman tuli yang dijual di pasaran sebenarnya sudah banyak. Namun, menurut dia, teman tuli merasa tidak cocok dengan alat bantu tersebut, karena saat mereka menggunakan alat bantu dengar terjadi distorsi sehingga telinga mereka sakit, telinga terasa berdengung, serta terdengar bising banyak suara.

Andayani mengungkapkan, tim dari Swinburne University, Melbourne, juga tengah mengembangkan aplikasi GetTalking yang dirancang untuk bayi yang lahir tuli dan menerima implan koklea. Anak yang lahir tuli akan menerima implan aplikasi untuk membantu kesulitan dalam menghubungkan suara yang didengar dengan suara yang keluar dari mulutnya.

Namun, Andayani berpendapat, aplikasi tersebut masih membutuhkan waktu yang lama. Sebab saat digunakan ada keterbatasan kata dan kalimat dalam aplikasi tersebut yang harus menyesuaikan perkembangan kemampuan bicara bayi.

Baca Juga: Korban Trauma Berat, Napi Pembunuhan Gagahi Sipir di Dalam Sel Penjara

Dalam rancangannya, Andayani bersama tim menerapkan bentuk alat yang mereka ciptakan berupa headband yang tersusun dari deretan modul getar dan akan disambungkan ke Google Assistant pada Android smartphone. Dengan demikian, setiap suara yang diterima oleh Google Assistant akan dikirimkan ke alat dan diubah menjadi pola getaran.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x