Menteri Keroyok Anies Baswedan Soal PSBB Total, Aktivis HAM Haris Azhar Murka: Otaknya Cuma Duit!

- 11 September 2020, 16:10 WIB
Aktivis HAM Hariz Azhar.
Aktivis HAM Hariz Azhar. /


GALAMEDIA - Ketua Tim Penanganan Covid-19 Airlangga Hartarto mengaku keberatan dengan kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di ibu kota negara. Kebijakan tersebut dinilai akan berdampak kepada roda perekonomian Jakarta.

Menurut Menteri Kordinator perekonomian itu, meski PSBB total berlaku pekan depan, aktivitas perkantoran tetap beroperasi 50 persen.

Pernyataan Airlangga tersebut bertolak belakang dengan Anies Baswedan menyebutkan seluruh aktivitas perkantoran semuanya akan dihentikan seperti PSBB jilid pertama.

Baca Juga: Ogah Ikut Kebijakan Anies Baswedan Soal PSBB Total, Bima Arya: Bunuh Nyamuk Jangan Pakai Meriam

Pernyataan Ketua Umum Partai Golkar itu juga sontak membuat Direktur Lokataru Indonesia, Haris Azhar naik pitam. Menurutnya, pemikiran Airlangga Hartarto hanya uang saja.

Demikian disampaikan Haris Azhar melalui insta storynya di Instagram, Jumat 11 September 2020.

“Ngeyel nih orang otaknya cuma duit,” kata Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) itu.

Sebelumnya para menteri Kabinet Indonesia Maju ramai-ramai mengeroyok kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kembali menerapkan PSBB total mulai 14 September 2020.

Baca Juga: Kenaikan Cukai dan Covid-19 Buat Frustasi, Petani Tembakau Bakar Daun dan Cabut Pohon

Sejumlah pernyataan diungkapkan dalam rapat koordinasi nasional Kadin Indonesia bidang perindustrian, perdagangan, dan hubungan internasional dengan narasumber, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.

Menteri Airlangga, menyatakan dampak kebijakan Anies sudah terlihat di pasar saham tanah air hari ini.

"Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif, berdasarkan indeks sampai dengan kemarin, karena hari ini indeks (IHSG) masih ada ketidakpastian karena announcement Gubernur DKI (Anies Baswedan) tadi malam, sehingga indeks tadi pagi sudah di bawah 5.000," katanya, Kamis 10 September 2020.

Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap Alasan Anies Baswedan Jadi Bahan Olok-olok Usai DKI Terapkan PSBB Total

Diketahui, IHSG pada perdagangan sesi pertama hari ini terkapar di zona merah setelah ambles 4,88% ke level 4.898,11, bahkan sebelumnya sempat dihentikan oleh bursa.

Sementara itu, ia mengingatkan dalam mengambil kebijakan, jangan sampai mengganggu kepercayaan masyarakat.

"Kita harus melihat gas dan rem ini. Kalau digas atau rem mendadak itu tentu harus kita jaga confident public. Karena ekonomi tidak hanya fundamental, tapi juga sentimen, terutama untuk sektor capital market," ujarnya.

Selain itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang ikut merespons kebijakan Anies. Ia mengatakan kebijakan tersebut mempengaruhi industri manufaktur di Indonesia.

Ia juga mengaku tidak bisa membayangkan apabila kebijakan itu diikuti oleh provinsi-provinsi lain. "Kita lihat industri yang sudah bergeliat ini khawatir dapat tekanan," kata Agus.

Baca Juga: Sindir Menteri Agama Soal Hafiz Al-Qur'an, Gatot Nurmantyo: Saya Makar Kalau Itu Memang Makar

Kemudian, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto juga menyoroti distribusi barang yang berpotensi terganggu dalam PSBB.

Karena itu, ia meminta agar jalur distribusi di setiap wilayah yang memberlakukan PSBB tetap berjalan.

"Karena PDB kita 50% konsumsi. Kalau distribusi ini tidak lancar akan mengganggu PDB kita," ujarnya.

Tak hanya itu, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar memberikan saran kepada Kadin apakah bisa mengusulkan kepada pemprov yang memberlakukan PSBB agar memberikan pengecualian kepada industri manufaktur atau sektor usaha.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo dan Din Syamsuddin Ditolak Warga Grobogan, Gerakan KAMI Dituding Pecah Belah Bangsa

"Misalnya mereka yang mampu transportasi pekerja sendiri atau mengatur pekerja nggak boleh menggunakan transportasi umum. Saya khwatir kalau dipukul rata seperti ini dan lagi-lagi saya rasa nggak realistis pandemi selesai jangka pendek, maka nggak ada yang tahan," katanya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x