Rocky Gerung Sebut Kepala Negara Asing Lebih Peduli dengan Indonesia daripada Presiden Jokowi

- 12 September 2020, 06:15 WIB
Rocky Gerung/BBC
Rocky Gerung/BBC /

GALAMEDIA - Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia dari hari ke hari kian mengkhawatirkan. Setiap hari kini pertambahan kasus Covid-19 di atas 2.500 orang.

Tingginya angka penderita Covid-19 membuat sejumlah negara me-lockdown Indonesia. Artinya, warga negara Indonesia tak boleh masuk ke wilayah mereka.

Pengamat politik Rocky Gerung menilai, hal itu justru menunjukkan kepala negara lain lebih peduli dengan Indonesia.

"Yang serius memerhatikan soal Covid justru kepala-kepala negara asing bukan kepala negara kita itu. Jadi presiden kita sebetulnya dari awal tidak peduli dan paham tentang inti dari Covid-19," kata Rocky seperti dikutip dari channel YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat 11 September 2020.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kian Tinggi, Preman Tanah Abang Turun Tangan Awasi Penerapan Protokol Kesehatan

Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya berkutat dengan masalah yang masih menjadi isu saja atau belum jelas.

"Bahkan dia masih berputar-putar untuk memperlihatkann seolah dia memimpin. Dia menunggangi isu, begitu ada isu lockdown dia tunggangi, begitu," kata dia.

Rocky Gerung merasa Jokowi tidak mampu mengatasi masalah Covid-19 ini.

"Jadi dia sendiri dia enggak punya ide tentang apa yang musti dia lakukan. Kalau kita bertanya kenapa dia enggak punya ide dari awal memang kapasitasnya terbatas," ujarnya.

Baca Juga: Saat Penerapan PSBB Total di DKI Jakarta, Aparat TNI-Polri Bakal Razia Gedung Perkantoran

Sehingga, ia menyarankan Jokowi agar menugaskan sejumlah orang yang benar-benar memberikan informasi mengenai masalah yang sebenarnya terjadi kini. Namun, menurut Rocky, Jokowi juga tidak mampu menemukan sosok-sosok tersebut.

"Tapi dari keterbatasan kapasitas dia seharusnya menyewa orang dua tiga orang yang bisa dipercaya. Agar dua tiga orang ini yang memfilter informasi ke dia, tapi karena dia enggak punya kemampuan itu, dan sebaliknya menunggangi isu itu terus dianggap sedang memimpin," kritiknya.

Jika Jokowi menemukan sosok yang tepat maka setidaknya presiden asal Solo itu tahu mana masalah yang harus diprioritaskan.

Baca Juga: Anies Baswedan Isyaratkan PSBB Total DKI Jakarta Berlangsung Lama: Jangan Harap Dua Pekan Selesai

"Maka apapun yang sedang dibicarakan di publik maka itu yang dia komentari," sambungnya.

Rocky Gerung mempertanyakan keberadaan atau peran dari setidaknya tiga menteri ini di dalam membantu presiden dalam menangani krisis dan pandemi Covid-19.

Disebutkan, tiga menteri tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Rocky Gerung mengatakan bahwa ketiganya seharusnya bisa menunjukkan langkah yang bisa diambil untuk menyelamatkan negara ini dari Covid-19. Namun disebutnya, mereka justru tidak banyak bicara atau bahkan seakan diam terkait urusan Covid-19.

Baca Juga: Segera Temui Airlangga Hartarto, Anies Baswedan Kekeuh Minta Warga Tinggal di Rumah Selama 14 Hari

Padahal menurut Rocky Gerung, ketiganya gencar berargumentasi soal Covid-19 ketika pertama kali masuk ke Indonesia, khususnya Luhut Panjaitan.

Terbaru dari Menko Airlangga yang justru menentang kebijakan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dianggap membahayakan bagi perekonomian.

"Harusnya orang-orang yang tadi menganggap Indonesia punya cara yang lebih bermutu di dalam menangani Covid mulai dari Menteri Luhut, Menteri Airlangga, Menteri Erick Thohir," ujar Rocky Gerung.

"Harusnya mereka yang tampil di depan media buat menghadang kemeriahan Indonesia, tapi sekarang dia diam juga," imbuhnya.

"Dicari-cari keterangan apa yang bisa membuat yakin bahwa presiden sudah berubah pikirannya. Enggak ada satu menteri pun yang mem-back-up itu."

Baca Juga: KAMI Banyak Dimusuhi, Gatot Nurmantyo Klaim Punya Senjata untuk Tetap Bertahan

Rocky Gerung pun mengibaratkan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 ini seperti orkestrasi yang bunyinya berantakan. Soalnya setiap menteri memiliki pendapat dan pandangannya sendiri-sendiri.

"Jadi terlihat bahwa ini orkestrasi yang berantakan sebetulnya, tapi kita dipaksa terus menonton," kata Rocky Gerung.

Lebih lanjut, ia pun menyinggung dampaknya yang baru saja diterima oleh Indonesia terkait hubungan internasional dengan negara lain.

59 negara, termasuk negara tetangga, Malaysia, sudah menutup akses bagi seluruh warga negara Indonesia.

"Dan tontonan inilah yang akan dicatat terus menerus diamati oleh Singapura, Vietnam, Jepang, Korea Selatan untuk menentukan diplomasi selanjutnya," pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x