Bicarakan Hal Terlarang Saat Makan Malam, Presiden Korea Utara Kim Jong-un Eksekusi Mati Lima Staf

- 13 September 2020, 14:24 WIB
galamedianews.com
galamedianews.com /galamedianews.com

GALAMEDIA - Hati-hati menggosipkan pemimpin tertinggi di Korea Utara, apalagi jika sampai membicarakan hal terlarang. Akibatnya bisa berujung maut. Demikian yang diyakini menimpa lima orang staf Kementerian Ekonomi Korut.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Minggu (13 September 2020) kelimanya dilaporkan meregang nyawa di tangan regu tembak setelah ketahuan mengkritik Kim. Akibat 'perbuatan terlarang' tersebut, mereka dieksekusi pada akhir Juli lalu.

Laporan DailyNK, mereka ketahuan mengkritik kebijakan ekonomi Kim Jong-un yang membuat Korea Utara menjadi salah satu negara termiskin di dunia.

Baca Juga: Melayang di Antara Awan, Heboh Penampakan Bangunan Sihir Hogwarts di Langit China

Pembicaraan yang berlangsung dalam sebuah acara makan malam itu rupanya terdengar oleh loyalis pemimpin negara komunis tersebut.

Kelimanya kemudian dipanggil atasannya dan "diamankan" polisi rahasia. Terungkap mereka membahas kondisi ekonomi Korut yang dinilai stagnan.

Tak itu saja para staf pejabat ekonomi itu juga melontarkan perlunya reformasi industri di negara militer seperti Korut jika tak ingin kebutuhan pangan rakyat miskin berada dalam kekurangan.

Dan yang tak termaafkan mereka dengan lugas menyatakan sudah saatnya Korea Utara membuka diri pada kerja sama dengan negara lain. Selama ini sokongan ekonomi terbesar Korut datang dari China.

DailyNK menyebut eksekusi dilakukan setelah laporan "aksi melampaui batas" itu sampai meja atasan langsung mereka, termasuk Kim Jong-un. Dikonfirmasi di bawah pangawasan langsung sang pemimpin tertinggi, mereka tak mengelak.

Selain hukuman tembak mati, keluarga dari kelima pelaku juga ditangkap dan diasingkan ke kamp khusus tahanan politik di Yodeok, Hanggyeongnam-do.

Eksekusi yang menimpa lima staf Kementerian Ekonomi tersebut memunculkan kekhawatiran kembalinya 'sapu bersih' pihak-pihak kritis yang diberlakukan secara terang-terangan tahun 2011 usai kematian Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un.

Kabar yang juga memicu kemarahan dari komunitas internasional ini muncul di tengah laporan yang menyebut bagaimana Kim Jong-un memamerkan kepala pamannya yang juga dieksekusi oleh regu tembak.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x