Barat Waspada Skyfall, Rudal Rusia yang Dirancang Mampu Mengelilingi Bumi Sebelum Menembakkan Nuklir

- 14 September 2020, 11:59 WIB
Ilustrasi Rudal.
Ilustrasi Rudal. /Pixabay/WikiImages/

GALAMEDIA - Rusia ternyata kembali memiliki koleksi baru rudal yang membuat kepala intelijen Inggris melayangkan peringatan.

Salah satunya karena rudal bernama Skyfall ini dapat terbang mengelilingi Bumi hingga bertahun-tahun sebelum meluncurkan serangan nuklir kapan saja.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Senin (14 September 2020) sebelumnya rudal 9M730 Burevestnik atau dikenal juga dengan Skyfall oleh NATO kabarnya membuat lima ilmuwan tewas dalam kecelakaan di Nyonoksa.

Akibat insiden yang sama di timur laut Rusia, Agustus lalu tersebut terjadi lonjakan radiasi yang seribu kali lebih tinggi dari mematikan.

Terakhir Kepala Intelijen Pertahanan Inggris, Letjen Jim Hockenhull dalam  konferensi pers menyebut Rusia kini tengah melakukan uji coba Skyfall generasi terbaru.

“Moskow sedang menguji sistem rudal jelajah bertenaga nuklir subsonik yang memiliki jangkauan global dan akan memungkinkan serangan dari arah yang tidak terduga,” ungkapnya.

Tahun lalu dilaporkan Skyfall siap diluncurkan pada 2025. Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan menyebutnya sebagai jenis persenjataan baru yang radikal dengan jangkauan dan kemampuan manuver tak terbatas.

Letnan Jenderal Hockenhull mengatakan Barat harus mengimbangi musuh yang tidak bermain sesuai aturan seperti Rusia dan China yang terus menantang tatanan yang ada tanpa memicu konflik langsung.

Dia mengatakan ancaman konvensional tetap ada tetapi negara yang menunjukkan permusuhan bersedia mengambil risiko luar biasa.

Hockenhull menambahkan, Rusia mendorong batas-batas sains dan perjanjian internasional. Dan kin Skyfall yang bertenaga nuklir bisa memiliki waktu serangan yang juga hampir tidak terbatas.

Pernyataan Hockenhull tersebut dikutip  The Sunday Telegraph saat berbicara di pusat intelijen Five Eyes di RAF Wyton di Cambridgeshire. Five Eyes merupakan aliansi intelijen yang terdiri dari para ahli dari Inggris, AS, Australia, Selandia Baru, dan Kanada.

Pada briefing media, Hockenhull memperingatkan Rusia juga telah berinvestasi dalam kapal selam dan kemampuan militer bawah air. Termasuk kendaraan air tak berawak yang mampu mengirimkan muatan nuklir ke pesisir  bahkan menargetkan jaringan kabel internet.

Dikatakan juga bagaimana kapasitas militer Rusia saat ini lebih kecil daripada selama Perang Dingin, tapi ada perubahan signifikan dalam  pendekatan mereka terhadap perang.

"Mereka mengamati Barat dengan tajam untuk memastikan titik terbaik dalam  menempatkan investasi, artinya memberi tantangan yang paling banyak."

Baca Juga: Sebelum Syekh Ali Jaber Kasus Sama Timpa 3 Habib di Solo, Budiman Sudjatmiko: Indonesia Harus Aman!

Selain itu, ada pula pendekatan personal di mana target yang dianggap membahayakan diburu melalui operator. Misalnya dengan meracun agen-agen di luar negeri.

Dalam hal ini Inggris telah lama menuduh operator Rusia menggunakan senjata kimia Novichok pada mantan agen ganda Sergei Skripal di Salisbury tahun  2018.

Skripal dan putrinya Yulia adalah dua dari lima orang yang terpapar zat mematikan tersebut. Meski selamat keduanya menghabiskan waktu berminggu-minggu di rumah sakit untuk pemulihan.

Baca Juga: Sesuai Target, Tim Poomsae Jabar Juara Umim pada Kejurnas E-Poomsae 2020

Hockenhull mengatakan, “Sementara ancaman konvensional tetap ada, kami telah melihat musuh kami berinvestasi dalam kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, dan teknologi terobosan lainnya. Ini diperkuat dengan teknik pengaruh dan pengaruh lainnya yang lebih tradisional.”

Ia menegaskan Inggris harus memastikan bahwa tindakan tidak bertanggung jawab takkan dibiarkan begitu saja. Hockenhull juga memperingatkan Iran dan Korea Utara tetap menjadi ancaman regional di luar China sebagai ancaman terbesar bagi stabilitas di seluruh dunia.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x