Duta Besar Amerika Serikat Jadi Sasaran Pembunuhan sebagai Langkah Aksi Balas Dendam

- 15 September 2020, 07:32 WIB
Duta Besar Amerika Serikat untuk Afrika Selatan, Lana Mark.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Afrika Selatan, Lana Mark. /



GALAMEDIA - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Afrika Selatan Lana Marks dikabarkan menjadi sasaran pembunuhan oleh pemerintah Iran sebagai langkah balas dendam atas kematian Jenderal Qasem Soleimani.

Seperti diketahui, Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran itu tewas dalam serangan drone di dekat Bandara Baghdad yang diluncurkan AS pada Januari lalu.

Laporan intelijen tersebut dibeberkan oleh Politico yang mengutip dua pejabat AS yang mengetahui dan melihat laporan itu.

Pejabat AS disebut telah mengetahui ancaman terhadap Lana Marks pada musim semi tahun ini. Tetapi intelijen menunjukkan ancaman tersebut menjadi lebih spesifik dalam beberapa pekan terakhir.

Marks hanyalah salah satu dari beberapa pejabat AS yang menurut badan intelijen Amerika sedang dipertimbangkan Teheran untuk menjadi target pembalasan atas kematian Soleimani.

Sumber intelijen mengatakan kepada Fox News bahwa komunitas intel menanggapi ancaman terhadap duta besar dengan serius dan percaya bahwa rezim Iran memiliki kemampuan untuk bertindak atas rencana pembunuhan.

Iran sebelumnya juga pernah merencanakan pembunuhan terhadap duta besar Amerika. Hal itu yang menjadi dasar komunitas intelijen menganggap serius ancaman ini.

Intelijen meyakini Iran memiliki peluang besar melakukan balas dendam atas pembunuhan Soleimani, dan mereka telah memantau dengan cermat rencana Teheran tersebut.

Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak pada awal Januari.

Soleimani dianggap Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sama berbahayanya dengan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

Baca Juga: Sebut UEA Sebagai Pengkhianat, Palestina Tarik Duta Besarnya dari Abu Dhabi

Baghdadi meledakkan diri dalam serangan AS di sebuah kompleks di barat laut Suriah pada Oktober 2019. Dia tewas tujuh bulan setelah "kekhalifahan" ISIS runtuh ketika kelompok teroris itu kehilangan petak terakhirnya di wilayah Suriah pada Maret 2019.

Jika Iran benar ingin merencanakan pembunuhan, hal itu itu kian memanaskan tensi hubungan antara Washington dan Teheran yang nyaris mencapai puncaknya.

Sementara itu Kedutaan Besar AS di Pretoria mengatakan bahwa mereka tidak memberikan komentar atas laporan intelijen itu.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x