Rocky Gerung Sebut Presiden Jokowi Oleng saat Hadapi Pilihan Dukung Budi Hartono atau Buya Syafii

- 15 September 2020, 15:36 WIB
Rocky Gerung.
Rocky Gerung. /


GALAMEDIA - Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi keluhan dari tokoh Muhammadiyah, Muhammad Syafii Maarif atau Buya Syafii.

Seperti diketahui, Buya Syafii meminta Presiden Jokowi agar mengutamakan penanganan Covid-19 ketimbang pemulihan Ekonomi.

Rocky Gerung menilai, apa yang disampaikan Buya Syafii adalah kebenaran. Rocky Gerung menganalogikan permintaan Buya Syafii itu seperti sebuah suara di dalam hutan.

“Suara Buya itu, ibarat suara dari dalam hutan yang sebetulnya suara yang benar itu. Karena Buya dia melakukan refleksi, dia melakukan kontemplasi panjang lebar,” ucap Rocky Gerung dalam Chanel YouTubenya, Selasa 15 September 2020.

Baca Juga: MUI Jabar Kutuk Keras Insiden Penusukan Syekh Ali Jaber, Tuntut Usut Kasus Sampai ke Akar-akarnya

Rocky mengatakan, saat itu ada dua permintaan yang masuk ke meja Presiden. Satu dari Buya Syafii, dan satunya dari bos Djarum, Budi Hartono.

Jika Buya meminta utamakan kesehatan, maka bos Djarum meminta agar utamakan ekonomi dengan tidak melakukan pembatasan sosial bersakala besar (PSBB).

“Saya bayangkan misalnya waktu dua surat itu tiba di meja Presiden, WhatsApp-nya Buya dan bocoran surat Budi Hartono, lalu Presiden oleng."

"Buya Syafii menginginkan menyelamatkan nyawa, Budi Hartono inginkan menyelamatkan ekononomi. Jadi dalam keadaan itu, seharusnya presiden memilih sendiri di kamarnya, supaya dia bisa meluruskan harinya itu pilih siapa."

"Tapi karena dia oleng, sudah berminggu-minggu memutuskan pilih ekonomi atau kesehatan yang ga bisa dia putuskan. Pasti di kumpulin lagi menteri-menterinya itu," ujar akademisi ini.

Baca Juga: Kanye West Kembali Meracau, Ngaku sebagai Nabi Musa Versi Baru

Dia mengatakan, apa yang disampaikan Buya merupakan hasil dari kontemplasinya, meskipun tidak direspon Istana.

“Bayangkan Buya yang pendukung Jokowi akhirnya tiba pada memulihkan sendri akal sehatnya, sehingga nekat untuk meminta Presiden melalui WhatsApp-nya,” katanya.

Rocky menilai, apa yang diinginkan oleh Budi Hartono merupakan hasil koordinasi secara diam-diam dengan kabinet Jokowi.

“Kan enggak mungkin Budi Hartono punya data sebagus itu, atau akses yang dia yakin bahwa suratnya akan tiba di meja Presiden,” jelas Rocky.

Baca Juga: Umumkan di Media, China Nyatakan Siap Berperang Lawan Negara ASEAN Bahkan Amerika Serikat

Rocky menjelaskan bahwa Politik di Istana itu pertentangan antara para akumulator dan para moralis. Sehingga Rocky mendukung dan berikan apresiasi kepada Buya Syafii.

“Saya beri semangat lagi untuk Buya, karena memang butuh waktu untuk mengendapkan apa yang disebut moral inperatif. Jadi selamat datang kembali untuk Buya Maarif di komunitas akal sehat,” pungkasnya.

Sebelumnya  Syafii Maarif mengaku sedih mendengar 115 dokter dan tenaga medis meninggal dunia.

“Sebagai salah seorang yang tertua di negeri ini, batin saya menjerit dan goncang membaca berita kematian para dokter yang sudah berada pada angka 115 pagi ini plus tenaga medis yang juga wafat dalam jumlah besar pula,” tulis Buya melalui akun twitternya @SerambiBuya, Ahad 13 September 2020.

Baca Juga: Paparkan Bukti, Militer China Juluki Amerika Serikat sebagai Perusak Perdamaian Dunia

Mantan Ketua Umum Muhammadiyah ini meminta Presiden Jokowi agar memerintahkan Menteri Kesehatan untuk berbuat semaksimal mungkin.

“Pak Presiden mohon diperintahkan keada menteri kesehatan dan jajarannya untuk berupaya semaksimal mungkin menolong nyawa para dokter ini.” Ujar Buya.

Di menilai, jika angka kematian dokter terus bertambah, maka negara ini bisa hilang harapan. Sebab hanya dokter dan tim medis yang bisa diandalkan saat ini.

“Jika begini terus bangsa ini bisa oleng karena kematian para dokter saban hari dalam tugas kemanusiaan di garis paling depan,” pungkas Buya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x