TKA Terus Membanjir di Masa WNI Ditolak Masuk 59 Negara dan Maraknya PHK, Ini Kata Luhut Pandjaitan

- 16 September 2020, 10:40 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. /RRI


GALAMEDIA - Di masa pandemi virus corona (Covid-19), arus tenaga kerja asing (TKA) terus mengalir ke Indonesia. Padahal di sisi lain warga negara Indonesia (WNI) telah dilarang masuk ke-59 negara.

Keberadaan TKA masuk ke Indonesia menjadi perdebatan di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja akibat wabah pandemi Covid-19.

Terkait hal itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, penerimaan TKA dilakukan karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang memadai.

Ia menegaskan, Indonesia saat ini kekurangan ahli teknik. Sebab, berdasarkan data Fakultas Teknik Universitas Indonesia, kebutuhan sarjana teknik di Indonesia mencapai 117.982 orang pada 2019. Sementara yang tersedia hanya 20.635 orang.

Baca Juga: Program Kartu Prakerja Dibatas Sampai 10 Gelombang, Akun Instagram Diserbu Netizen Ngeluh Tak Cair

Sedangkan untuk lulusan D3 teknik, kebutuhannya mencapai 194.183 orang dan yang tersedia hanya 5.242 orang.

“Memang kita enggak punya. Mungkin sarjana sosial hukum ada, tapi di teknik kita kurang,” ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa 15 September 2020.

Penyebab minimnya lulusan teknik di Indonesia, lanjut dia, lantaran pengembangan sekolah teknik belum dipikirkan secara khusus. Begitu juga dengan sekolah vokasi yang masih sedikit di Tanah Air.

“Makanya sekarang kita fokus politeknik di Morowali, di Konawe, dalam bidang-bidang teknik dan politeknik di Bintan,” ucapnya.

Baca Juga: Usai Nyatakan Siap Berperang Lawan Negara ASEAN, China Klaim Kapalnya Berhak Masuk Laut Natuna

Luhut menuturkan, kebutuhan tenaga kerja memaksa untuk memakai tenaga kerja asing terlebih dahulu untuk kebutuhan industri. Namun, nantinya akan dikurangin secara bertahap.

“Sekarang karena terpaksa kita buat. Kebutuhan tenaga kerja vokasi berdasarkan industrinya. Ini tidak ada. Jadi kita pakai dulu mereka, setelah kita pakai bertahap baru kita kurangi,” imbuhnya.

Luhut mencontohkan, di Morowali jumlah tenaga kerja asing mencapai 3.000 orang. Jumlah ini pun nantinya akan berkurang seiring politeknik yang sudah dibuat menghasilkan para ahli teknik asli Indonesia.

Baca Juga: Ini Perkembangan Terbaru Kasus Jaksa Pinangki Sirna Malasari

Ia meminta pihak-pihak pengkritik turut memberikan solusi untuk meningkatkan SDM dibidang teknik yang mampu bersaing secara global.

“Sekarang bapak ibu lihat Freeport sudah 50 tahun, berapa pekerja asingnya di sana. Kemudian poltek kita buat seperti ini di Kemenristek, perindustrian dan libatkan ITB, UI semua dari sana. Ada yang mikir sampai sana? Kan nggak ada cuma kritik aja. Makanya ini yang ada di board pemerintah,” tutupnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x