Tekan Kasus Positif, Jabar Bentuk Tim Khusus dan Rencana Aksi

- 18 September 2020, 14:56 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil rakor dengan Menko Kemaritiman dan Investasi, serta sejumlah gubernur melalui telekonferensi dari Gedung Pakuan Bandung, Kamis 17 September 2020. (Foto: Pipin/Humas Jabar)**
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil rakor dengan Menko Kemaritiman dan Investasi, serta sejumlah gubernur melalui telekonferensi dari Gedung Pakuan Bandung, Kamis 17 September 2020. (Foto: Pipin/Humas Jabar)** /

GALAMEDIA – Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Jawa Barat telah menyiapkan tim khusus dan rencana aksi guna mendampingi Pemerintah Pusat menyelesaikan tiga pekerjaan.

Ketiga pekerjaan fokus menurunkan kasus penularan, meningkatkan angka kesembuhan (recovery rate), menekan angka kematian (mortality rate).

Demikian terungkap dalam rapat koordinasi antara Gubernur Jawa Barat yang juga Ketua GTPP Jabar Ridwan Kamil, Menko Kemaritiman dan Investasi, serta sejumlah gubernur melalui telekonferensi dari Gedung Pakuan Bandung, Kamis 17 September 2020.

"Kami sudah susun tim lama yang direorganisasi dan draft action plan untuk tiga tujuan yaitu menurunkan kasus positif, peningkatan recovery rate yang per hari ini di angka 54 persen, serta memperkuat penurunan mortality rate yang sebenarnya sudah di bawah rata-rata yaitu 2 persen," ujarnya.

Langkah pertama, GTPP Jabar akan menggencarkan operasi yustisi di dua zona yaitu Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi) dan zona pilkada serentak (Kabupaten Pangandaran, Tasikmalaya, Indramayu, Karawang, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Kota Depok).

Ridwan Kamil mengatakan, Bodebek menyumbangkan 70 persen kasus di Jabar. Sementara klaster pilkada sebisa mungkin harus dihindari terlebih saat memasuki masa kampanye.

"Persiapan operasi yustisi yang kami bagi dua yaitu di zona Bodebek yang memang menyumbang kasus keterpaparan terbanyak dan di zona pilkada di delapan daerah karena kami tidak ingin terjadi klaster pilkada," katanya dalam siaran pers yang diterima galamedia.

Langkah kedua, meningkatkan manajemen perawatan pasien di Jabar bagian timur seperti Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Cirebon, Indramayu. Berdasarkan evaluasi angka kematian di pirangan timur terbilang tinggi, berbeda dengan Bodebek yang sedikit lebih baik hanya 4-9 persen.

Salah satu penyebabnya adalah fasilitas kesehatan di priangan timur relatif masih belum baik. Selain akan memperbaiki manajemen kesehatan, Kang Emil berharap Kementerian Kesehatan meng-upgrade fasilitas kesehatan.

Halaman:

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x