IKA Sejarah UPI Desak Mendikbud Agar Sejarah Jadi Pelajaran Wajib, Bukan Pilihan Atau Disederhanakan

- 19 September 2020, 13:16 WIB
Webinasr IKA Sejarah UPI
Webinasr IKA Sejarah UPI /humas IKA Sejarah UPI

GALAMEDIA - Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia Komisariat Departemen Pendidikan Sejarah (IKA Pendidikan Sejarah UPI) mendesak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim menjadikan sejarah sebagai mata pelajaran wajib di seluruh jenjang pendidikan menengah: SMA,SMK, MA, dan MAK.

Desakan ini merespons berbedarnya draft penyederhanaan kurikulum yang
tengah digodok tim bentukan Menteri Nadiem. Dalam draft tersebut, mata pelajaran sejarah hanya menjadi bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas X dan menjadi mata pelajaran pilihan di kelas XI dan XII. Sementara di SMK, rancangan penyederhanaan kurikulum tidak mencantumkan adanya mata pelajaran sejarah.

“Kami menolak dengan tegas reduksi mata pelajaran sejarah sebagaimana tertuang dalam rancangan penyederhanaan kurikulum. Sebaliknya, kami menuntut dikembalikannya sejarah sebagai mata pelajaran wajib pada seluruh jenjang pendidikan menengah:  SMA/SMK/MA/MAK,” tegas Ketua IKA Pendidikan Sejarah UPI Prof. Dr. Dadan Wildan, M.Hum., dalam siaran persnya, Sabtu 19 September 2020.

Baca Juga: Stop! Makan Mie Instan dan Nasi Putih Berlebihan. Jika Tidak, Awas dengan Ginjal dan Jantung Anda

Dadan juga mendesak Menteri Nadiem melakukan evaluasi total terhadap proses penyederhanaan kurikulum yang dilakukan lembaga nonpemerintah dan mengembalikan proses tersebut kepada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud sebagai badan resmi di bawah Kemdikbud sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sebagai gantinya, sejarawan anggota penulis buku Sejarah Jawa Barat ini meminta Kemdikbud melibatkan para pakar pendidikan dan pengembang kurikulum dari
lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), para praktisi, asosiasi profesi, dan asosiasi program studi dalam proses penyederhanaan kurikulum.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Rasa Bosan pada Anak saat Pandemi Covid-19 Bisa Menganggu Mentalnya. Ini Tipsnya

Menurutnya, tuntutan yang disampaikan kepada Mendikbud bukan semata-mata aspirasi alumni Pendidikan Sejarah UPI, melainkan hasil kajian mendalam dalam webinar yang dihelat Kamis, 17 September 2020. Webinar hasil kolaborasi dengan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI), Forum Komunikasi Guru IPS Nasional, dan Perkumpulan Program Studi Pendidikan Sejarah se-Indonesia (P3SI).

Webinar yang mengusung tema “Matinya Sejarah: Kritik Terhadap Rancangan Kurikulum 2020” ini diikuti lebih dari 5.000 peserta melalui platform Zoom dan live streaming kanal Youtube Ikatan Alumni UPI (youtube.com/ikatanalumniupi).

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x