Banjir Melanda Wilayah DKI Jakarta, Warga Sepanjang Bantaran Sungai Diminta Waspada

- 21 September 2020, 21:43 WIB
Jalan Karet Pasar Baru Timur I, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat terendam banjir, Senin 21 September 2020 malam.
Jalan Karet Pasar Baru Timur I, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat terendam banjir, Senin 21 September 2020 malam. /Dok. RRI/



GALAMEDIA - Sejumlah titik di wilayah DKI Jakarta mulai mengalami genangan air, Senin 21 September 2020.

Berdasarkan pantauan dari media sosial Twitter, genangan air terpantau terjadi di TPU Karet Bivak, Jalan Karet Pasar Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Dari video yang diunggah tersebut, genangan terlihat setinggi 20-30 cm. Namun, kendaraan mobil dan motor masih bisa melintas di lokasi.

Genangan juga berlangsung di Taman FF Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ketinggian air diperkirakan mencapai 20 cm.

Baca Juga: Misteri Suara Dentuman di DKI Jakarta Akhirnya Terkuak

Humas BMKG Hary Tirto juga menyampaikan underpas Karet sudah tidak bisa dilalui kendaraan karena ketinggian air mencapai 50 cm.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meminta warga di sepanjang bantaran sungai untuk siaga terhadap bahaya banjir.

Peringatan tersebut diberikan melalui Info Disaster Early Warning System (Dews).

"Selamat malam, kami Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta menginformasikan bahwa pada pukul 18.00 WIB ketinggian Bendungan Katulampa 240 centimeter/hujan dalam status siaga I."

Baca Juga: Tiba dari Jambi Ibu Tersangka Diperiksa Polisi, Ini Perkembangan Kasus Penyerangan Syekh Ali Jaber

"Diimbau kepada warga sepanjang bantaran sungai waspada dan berhati-hati terhadap bahaya banjir," isi Dews dikutip dari Twitter resmi BPBD DKI Jakarta, Senin 21 September 2020.

Sebelumnya, badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor melaporkan adanya kenaikan level Tinggi Muka Air (TMA) Bendung Ciliwung-Katulampa hingga 250 sentimeter (Cm), Senin 21 September pukul 18.18 WIB.

Dengan adanya kenaikan tinggi muka air tersebut, kini status menjadi Siaga 1.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati membeberkan kronologi kenaikan tinggi muka air tersebut.

Pada pukul 17.00 WIB tinggi muka air di Bendung Katulampa berada pada ketinggian 0 cm dengan cuaca gerimis Halus (Siaga 4).

Baca Juga: Simak Aturannya! Mendagri, DPR RI, dan KPU Sepakat Pilkada Serentak 2020 Digelar 9 Desember 2020

Kemudian pukul 17.49 WIB, tinggi muka air naik menjadi 40 cm dengan cuaca gerimis (Siaga 4).

Lalu pukul 17.53 WIB, tinggi muka air kembali naik menjadi 120 cm dengan kondisi cuaca hujan (Siaga 3).

Hanya berselang 5 menit tepatnya pukul 17.58 WIB, tinggi muka air kembali naik menjadi 170 cm dengan kondisi Hujan (Siaga 2).

Pada pukul 18.04 WIB tinggi muka air kembali meninggkat menjadi 200 cm dengan kondisi Hujan (Siaga 2).

Enam menit berselang, pukul 18.10 WIB, tinggi muka air naik menjadi 220 cm dengan cuaca hujan (Siaga 1).

Baca Juga: Pemerintahan Jokowi Masa Kelam Bagi Guru Honorer di Indonesia, PGRI: Jauh dari Zaman SBY

Pukul 18.17 WIB tinggi muka air kembali naik menjadi 240 cm dengan kondisi hujan (Siaga 1), dan pukul 18.18 WIB tinggi muka air kembali naik menjadi 250 cm dengan cuaca hujan (Siaga 1).

Berdasarkan data kronologi di atas, kenaikan tinggi muka air dari level Siaga 4 menjadi Siaga 1 terjadi dalam kurun waktu kurang lebih satu jam saja.

"Hal itu dipicu oleh tingginya intensitas hujan di sebagian besar wilayah Bogor," kata Raditya Jati dalam keterangannya, Senin ini.

Sebagai informasi, BPBD Kota Bogor juga melaporkan adanya 13 kelurahan yang berada di bantaran Sungai Ciluwung.

Adapun keseluruhan wilayah kelurahan tersebut adalah Sindangrasa, Tajur, Katulampa, Sukasari, Baranangsiang, Babakan Pasar, Sempur, Tanah Sareal, Bantarjati, Cibuluh, Kedung Badak, Sukaresmi, dan Kedung Halang.

Baca Juga: Jokowi Ogah Ikuti Saran PBNU dan Muhammadiyah, MUI Turun Tangan Soal Pilkada Serentak 2020

Dalam hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat untuk mengantisipasi adanya potensi bencana yang dapat dipicu faktor cuaca dan fenomena alam tersebut serta meningkatkan kesiapsiagaan.

"Selanjutnya, masyarakat diharapkan tidak terpengaruh dengan segala bentuk informasi yang tidak benar dan berlebihan terkait adanya fenomena alam tersebut dari pihak yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," katanya.

BNPB juga meminta agar masyarakat untuk mengakses dan memperbarui informasi terkini dari pihak-pihak instansi terkait dan pemerintah daerah setempat.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x