Kemenperin Gelar Bimbingan Teknik Peningkatan Kompetensi Perajin Batik

- 23 September 2020, 12:44 WIB
/

GALAMEDIA - Kementerian Perindustrian bersama Yayasan Batik Indonesia aktif melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kompetensi para perajin batik di seluruh Indonesia. Upaya strategis ini diharapkan dapat menopang daya saing industri batik nasional agar bisa kompetitif hingga kancah global.

“Salah satu kegiatan yang kami jalankan adalah pelaksanaan bimbingan teknis tentang manajemen dan penggunaan zat warna alam,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Rabu 23 September 2020.

Kegiatan bimtek tersebut, antara lain diikuti oleh 25 perajin batik asal Nganjuk yang digelar pada tanggal 21-24 September 2020. “Melalui program ini, kami ingin menjaga eksistensi para pelaku IKM batik di Kabupaten Nganjuk sekaligus mendorong keberlangsungan usaha sektor IKM di tengah pandemi Covid-19,” ungkap Gati.

Baca Juga: Sudah Terima USD 500 Tibu dari Joko Tjandra, Action Plan Jaksa Pinangki Tidak Ada yang Terlaksana

Pada pelaksanaan kegiatannya, para peserta mengikuti protokol kesehatan seperti melakukan rapid test dan pengecekan suhu, menggunakan masker atau face shield, menjaga jarak, serta disediakan hand sanitizer. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus korona baru.

Fasilitasi bimtek ini juga sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2020. “Bersama YBI, semoga batik tetap lestari. Kami pun bertekad memacu para perajin agar semakin produktif, kreatif, dan inovatif,” imbuhnya.

Dirjen IKMA menjelaskan, industri batik memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional, lantaran sektor ini tergabung dalam industri tekstil dan produk tekstil. “Kinerja ekspor batik dan produk batik berdasarkan data BPS pada tahun 2019 senilai USD54,36 juta. Sedangkan pada periode Januari sampai Juli 2020 adalah sebesar USD21,54 juta. Tentunya capaian ini menunjukkan potensi industri batik yang sangat luar biasa karena diterima di pasar mancanegara,” sebutnya.

Baca Juga: Soal Izin Umrah, Pemerintah Menunggu Pengumuman dari Kerajaan Arab Saudi

Di masa adaptasi kebiasaan baru, Gati menerangkan, kondisi pasar dan kebutuhan masyarakat mengalami perubahan, sehingga para pelaku IKM batik perlu menyesuaikan diri agar bisa memanfaatkan peluang dan menghasilkan inovasi produk yang dapat diterima oleh pasar. “Saat ini kami terus mendorong IKM untuk memacu daya juang serta mengubah model bisnis dan keluar dari zona nyaman,” ujar Gati.

Dirjen IKMA juga menyampaikan, pihaknya telah mengimbau pelaku IKM untuk melakukan optimalisasi penjualan secara online agar mampu menjangkau pasar yang lebih luas. “Dengan diadakan bimbingan teknis, diharapkan ke depan saat era adaptasi kebiasaan baru para pelaku IKM dapat terpacu untuk memanfaatkan platform digital sebagai media pemasaran,” imbuhnya.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x