GALAMEDIA - Presiden Joko Widodo memaksa untuk melanjutkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020. Padahal sejumlah ulama, tokoh masyarakat dan tenaga medis menyarankan untuk menundanya di tengah angka kasus Covid-19 kian meninggi.
Presiden berdalih tidak ada satu negara pun di dunia, yang bisa memastikan kapan berakhirnya Covid-19, selain itu, pemerintah tidak mau ada sekian daerah nantinya dipimpin oleh pelaksana tugas (plt).
Kritikan datang dari sejumlah pihak. Keseriusan Pemerintah mengutamakan kesehatan dan keselamatan rakyat dipertanyakan. Sebab Pilkada dikhawatirkan akan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Baca Juga: Serang Gatot Nurmantyo, Denny Siregar: Dulu Berkuasa, Sekarang Bukan Siapa-siapa, Pedih Jenderal!
Dari kalangan artis, misalnya, Komedian Ernest Prakasa mempertanyakan keseriusan Jokowi mengutamakan kesehatan dan keselamatan mayarakat.
Ernest mengatakan, saat ini dirinya tidak lagi percaya terhadap statemen pemerintah yang mengatakan akan mengutamakan keselamatan dan kesehatan.
“Saya sudah tidak percaya pada keseriusan pemerintah menjaga kesehatan & keselamatan rakyat,” sebut Ernest dikutip dari akun twitternya, Kamis 24 September 2020.
Baca Juga: Ketua KPK Firli Bahuri Dinyatakan Bersalah Soal Penggunaan Helikopter untuk Kepentingan Pribadi
Saya sudah tidak percaya pada keseriusan pemerintah menjaga kesehatan & keselamatan rakyat. Pakai masker, cuci tangan, hindari kerumunan sebisa mungkin. Mari jaga diri kita masing-masing.— Ernest Prakasa (@ernestprakasa) September 22, 2020
Sebagai bentuk kekecewaannya, Ernest menganjurkan masyarakat agar menyelamatkan diri masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Pakai masker, cuci tangan, hindari kerumunan sebisa mungkin. Mari jaga diri kita masing-masing,” ucap komedian dan Sutradara film ini.
Baca Juga: Heboh Surat Nikah dan Akta Cerai Sukarno-Inggit Garnasih Dijual di Medsos, Harga Sangat Amat Mahal!
Dia khawatir penyebaran corona terjadi saat ada perkumpulan massa, baik saat kampanye atau saat pencoblosan.
“Masalahnya bukan cuma pencoblosannya yang ngeri, tapi kumpul-kumpul pas kampanyenya,” katanya.***