Angin Puting Beliung Ngamuk Wilayah Bandung Barat, Puluhan Rumah Warga Rusak

- 24 September 2020, 22:44 WIB
Petigas BPBD Bandung Barat tengah membenahi material bangunan rumah warga yang rusak tersapu angin puting beliung.(Foto: Dicky Mawardi)
Petigas BPBD Bandung Barat tengah membenahi material bangunan rumah warga yang rusak tersapu angin puting beliung.(Foto: Dicky Mawardi) /


GALAMEDIA - Memasuki pergantian musim atau pancaroba dari kemarau ke hujan, memicu terjadinya bencana alam, salah satunya angin puting beliung.  

Seperti di wilayah Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat terjadi angin puting beliung yang merusak sedikitnya 46 rumah , Rabu 23 September 2020 sore.

Lokasinya tersebar di 3 desa, yaitu  Desa Mandalawangi 12 rumah (6 rusak berat, 2 rusak sedang dan 4 rusak ringan), Desa Sarimukti 14 rumah (5 rusak berat, 9 rusak sedang) dan Desa Mandalamukti 20 rumah (12 rusak sedang dan 8 rusak ringan).

Baca Juga: Presidium KAMI: Jangan Mentang-mentang Memiliki Kekuasaan Eksekutif dan Legislatif Kemudian Bandel

"Petugas BPBD, Koramil, Polsek, Unsur Kecamatan, perangkat desa dibantu relawan bersama-sama masyarakat  mengevakuasi  warga yang rumahnya mengalami kerusakan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Barat Duddy Prabowo melalui sambungan telepon, Kamis malam, 24 September 2020.

Bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat untuk sementara diungsikan kerumah kerabatnya yang terdekat,. Sebagian besar kerusakan terjadi pada bagian atap. Tidak ada korban jiwa pada musibah tersebut,

"Kami mengimbau kepada warga masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati, saat memasuki pergantian musim. Potensi hujan disertai angin kencang sewaktu-waktu dapat terjadi," ujar Duddy.

Baca Juga: Pajak Mobil Baru 0 Persen: Harga Toyota Avanza Paling Mahal Rp 138 Juta!

Puting beliung merupakan angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 kilometer per jam, yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian 5 hingga 10 menit.

Berdasarkan catatan galamedianews.com, bencana angin puting beliung pernah terjadi di Cipatat. 4'Desember 2019. Angin berkecepatan tinggi itu menimpa lokasi  Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti,  Desa Sarimukti,  Kecamatan Cipatat,  Satu orang meninggal dalam kejadian itu.

Sementara itu, berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) yang diterbitkan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) ada tujuh potensi bencana dengan risiko tinggi seperti longsor, gunung meletus, kekeringan, gempa, banjir bandang, puting beliung dan pergerakan tanah.

Baca Juga: Masih Bingung Apa Itu Deals Sekitarmu ShopeePay? Simak Tips & Triknya

Kejadian bencana paling banyak terjadi di wilayah selatan meliputi Kecamatan Cililin, Sindangkerta, Cipongkor, Gununghalu hingga Rongga. Wilayah selatan menjadi salah satu zona yang perlu diwaspadai karena rawan akan terjadinya bencana.

"Tidak bisa dipungkiri, memang wilayah KBB itu berisiko tinggi bencana. Mulai dari longsor sampai angin puting beliung," kata Duddy.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x