Gatot Nurmantyo Diusir di Surabaya, Refli Harun: Demo Itu Digerakkan oleh Unsur Negara, Berat!!!

- 29 September 2020, 10:53 WIB
Presidium KAMI Gatot Nurmantyo.
Presidium KAMI Gatot Nurmantyo. /



GALAMEDIA - Mantan Panglina TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo diusir sekelompok massa saat hendak mengikuti acara silaturahmi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Surabaya Jawa Timur, Senin 28 September 2020.

Terkait hal itu ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun buka suara. Menurutnya, seharusnya aparat keamanan menghalangi pendemo yang melarang dan menghalang-halngi deklarasi KAMI, bukan malah mengusir peserta KAMI.

“Sebenarnya aneh kalau ada demo-semo seperti ini dihalangi atau ditentang. Harusnya pengaman, petugas itu menghalangi orang-orang yang akan menghalang-halangi orang yang hendak menyatakan pendapat atau mengerjakan sesuatu yang dilindungi konstitusi,” ucap Refly di channel YouTube miliknya, Selasa 29 September 2020.

Baca Juga: Tak Hadiri Mata Najwa Hingga Jadi Bulan-bulanan Publik, Menteri Kesehatan Terawan Bawa-bawa Tuhan

Ia menyatakan para pendemo berhak menyampaikan aspirasi dan menolak KAMI. Namun mereka tidak boleh melarang atau menghalangi acara KAMI.

“Silahkan saja menyampaikan aspirasi penolakan, tapi yang tidak boleh adalah melarang orang,” ucap Refly.

Demo tidak setuju dengan KAMI, tapi tidak boleh melarang deklarasi itu sendiri.

Menurut Refly, kalau aparat netral, mereka akan membiarkan dua kelompok melakukan orasi, berdemonstrasi, sepanjang keduanya tidak bentrok.

Baca Juga: Militer China Latihan Besar-besaran di Empat Wilayah Perairan, Amerika Serikat Perkuat Pasifik

“Itulah sebabnya, petugas keamanan harus berada di tengah,” cetus Refly.

“Persoalannya adalah kalau demo itu digerakkan oleh unsur negara, itu berat,” tambah Refly.

Refly Harun.*
Refly Harun.* /Instagram/@reflyharun

Mantan Komisaris perusahaan BUMN itu menyebutkan bahwa penghadangan deklarasi KAMI di sejumlah daerah merupakan bentuk ketakutan penguasa.

“Sangat mengherankan kalau deklrasai KAMI dimana-mana dihadang dimana-mana. Kalau dihadang begitu, justru menunjukkan bahwa negara, penguasa atau siapa pun yang berseberangan dengan KAMI, takut sendiri, mengkhawatikrkan kalau gerakan ini menjadi besar, orang-orang yang ada di dalam menjadi populer,” kata Refly.

Baca Juga: Pajak Mobil Baru 0 Persen Diterapkan di Malaysia, Penjualan Unit Melesat

“Mudah-mudahan penghadangan deklarasi KAMI di Surabaya tidak berulang di daerh lain, walau pun sudah terjadi. Maksudnya for the future, ya sekadar deklarasi saja masak mau dilarang, apalagi deklarasinya mengikuti protokol Covid-19, dilakukan secara damai,” pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x