Heboh Tsunami Setinggi 20 Meter, BMKG Kembali Bicara Soal Korban Jiwa dan Potensi Kerusakan

- 29 September 2020, 19:05 WIB
Ilustrasi tsunami.
Ilustrasi tsunami. /Pixabay/kellepic

Baca Juga: Positif Covid di Indonesia Jadi 282.724 Orang, Kampanye Pilkada Masih Mengundang Kerumunan

Menurut Dwikorita, wilayah Indonesia rawan mengalami gempa dan tsunami dengan tinggi gelombang bervariasi.

Hal itu berpotensi terjadi di kawasan pantai yang menghadap Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan pantai yang berdekatan dengan patahan aktif yang berada di laut (busur belakang) ataupun membentang sampai ke laut.

Menurut penelitian terkini ITB berdasarkan analisis data-data kegempaan dan pemodelan tsunami, diungkapkan mengenai kenario terburuk.

Asumsinya terjadi gempa secara bersamaan di dua segmen megathrust yang ada di selatan Jawa bagian barat dan bagian timur.

Baca Juga: 11 Narapidana Penghuni Lapas Garut Positif Covid-19

Kemudian tsunami dengan tinggi gelombang maksimum 20 meter bisa terjadi di salah satu area di selatan Banten dan mencapai pantai dalam waktu 20 menit sejak terjadinya gempa.

Mekanisme kejadian tsunami tersebut didasarkan pada pemodelan serupa dengan kejadian tsunami Aceh pada 2004, tsunami akibat gempa bumi dengan magnitudo 9,1 yang mencapai pantai dalam waktu kurang dari 20 menit.

Berdasarkan pemodelan itu, lahan di pantai yang berada pada ketinggian lebih dari 20 meter relatif lebih aman dari ancaman bahaya tsunami.

Hasil pemodelan tersebut bisa menjadi acuan dalam penyiapan jalur dan tempat evakuasi serta penataan lahan di daerah rawan tsunami.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x