Diberi Obat Deksametason Untuk Kasus Covid-19 Berat, Kesehatan Donald Trump Dipertanyakan

- 5 Oktober 2020, 10:40 WIB
Potret Donald Trump di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda.
Potret Donald Trump di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda. /Instagram/@realdonaldtrump

GALAMEDIA - Para dokter yang merawat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memberikan deksametason untuk merespons paparan Covid-19 Trump. Hal ini membuat tanda tanya para dokter yang tidak terlibat dalam perawatan tersebut.

Deksametason atau obat kortikosteroid biasanya digunakan untuk kasus Covid-19 berat. Namun dokter yang merawat Trump mengatakan deksametason untuk merespon turunnya level oksigen dalam darah.

"Apa yang saya dengar dalam uraian yang disampaikan dikonferensi pers menunjukkan presiden memiliki penyakit yang lebih parah dibandingkan gambaran optimistis yang diperlihatkan," kata pakar penyakit menular dari Lahey Hospital & Medical Center, Dr. Daniel McQuillen dilansirkan rri.co.id seperti dikutip dari Reuters, Senin, 5 Oktober 2020.

Baca Juga: Talas Beneng Diincar Australia dan Belanda, Ini Dia Spesifikasinya

Infectious Disease Society of America mengatakan, hasil penelitian, deksametason meningkatkan daya tahan pasien Covid-19 yang sakit parah atau kritis serta membutuhkan oksigen tambahan. Tapi tidak boleh diberikan pada pasien dengan gejala ringan karena menurunkan kemampuan tubuh melawan virus.

Dokter yang merawat pasien Covid-19 selama beberapa bulan-bulan terakhir mengatakan Trump dapat keluar dari rumah sakit.

Presiden AS ke-45 itu sempat memberikan kejutan untuk para pendukungnya dengan melambaikan tangan dari dalam mobil yang berjalan sebentar di depan rumah sakit Walter Reed National Military Medical Center tempat ia dirawat.

Baca Juga: Jokowi Bilang Jangan Sok-sokan Melockdown, Pakar: Kurang Harmonis Pemerintah Pusat dan Daerah

"Dia tidak pulang ke rumah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, pada dasarnya rumah sakit di dalam Gedung Putih," kata profesor kedokteran University of Pittsburgh, Dr. Walid Gellad.***

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x