Tidak Memiliki Saluran Air Baru, Kota Bandung Setiap Tahun Akan Terus Diterjang Banjir Cileuncang

- 6 Oktober 2020, 14:54 WIB
PENGENDARA menembus aliran air banjir "Cileuncang" di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis, 13 Desember 2018. Keadaan yang disebabkan  buruknya sistem drainase tersebut menghambat aktivitas lalulintas serta membahayakan pengendara khususnya sepeda motor. ARMIN ABDUL JABBAR/PR
PENGENDARA menembus aliran air banjir "Cileuncang" di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis, 13 Desember 2018. Keadaan yang disebabkan buruknya sistem drainase tersebut menghambat aktivitas lalulintas serta membahayakan pengendara khususnya sepeda motor. ARMIN ABDUL JABBAR/PR /Armin Abdul Jabbar

GALAMEDIA - Setidaknya ada 68 titik banjir cileuncang yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kota Bandung. Sejumlah titik sudah tertangani, namun ada beberapa titik baru yang muncul.

"Kami tidak punya data kuantitatif, tapi khusus di titik tertentu hilang seperti Pagarsih, namun ada pula titik baru," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Didi Ruswandi di Balai Kota Bandung Jalan Wastukancana, Selasa 6 Oktober 2020.

Pihaknya, kata Didi, terus berupaya menimalisir banjir. Di antaranya dengan pembuatan sumur imbuhan dangkal atau drumpori dan sudah terpasang 2.472 unit yang tersebar di seluruh Kota Bandung. Kemudian, DPU pun akan membangun sumur imbuhan dalam.

"Di anggaran murni, ada anggaran untuk pembuatan satu sumur imbuhan dalam. Lokasi di Cingised, hari ini sedang pengeboran. Di anggaran perubahan, ada tambahan Rp 3 miliar dan itu bisa untuk 15 sumur," ujarnya.

Baca Juga: Pergeseran Tanah Ancam Warga, Puluhan KK di Kampung Sindanghurip Tasikmalaya Dievakuasi ke Madrasah

Saat ini, lanjut Didi, sudah ada 6 lokasi yang sudah pasti dijadikan lokasi pembuatan sumur imbuhan dalam yang anggaran bersumber dari APBD perubahan. Diantaranya di kawasan Rancanumoang, Rancasari, Mekarmulya dan Derwati.

"Lokasinya ada di PSU (prasarana, sarana dan utilitas) dan ada juga di tanah private," ungkapnya.

Sementara untuk 9 lokasi, kata Didi, pihaknya masih mencari lahannya, sekaligus sosialisasi pada masyarakat sekitar. "Karena untuk buat sumur imbuhan dalam ini kita butuh lahan 2,5 meter kali 3 meter untuk mentreatmen airnya sebelum diresapkan kedalam tanah," katanya.

Kemudian untuk menimalisir banjir, DPU pun sudah membuat bendung dengan menggunakan bronjong di dekat aliran sungai.

Baca Juga: Bashar Assad Sebut Erdogan 'Penghasut dan Inisiator Utama' Ketegangan Nagorno-Karabakh

"Tahun kemarin di Sungai Cikeley sudah. Tahun ini kita bergerak ke Sungai Cisanggarung, Cirapuhan, Cipamokolan dan sungai di sekitar daerah Arcamanik," terangnya.

Disinggung soal penyebab banjir, Didi mengatakan saat ini di Kota Bandung nyaris tak memiliki saluran air baru, padahal di satu sisi perumahan terus bertambah.

"Berdasarkan amanat undang-undang, perumahan wajib memiliki sumur resapan, tapi pada kenyataan tidak ada," ujarnya.

Baca Juga: Stop Konsumsi Makanan Kemasan Berlebih, Ini Bahayanya, Kalau Tidak Kesehatan Anda Taruhannya

Selain itu, banjir juga terjadi karena adanya penyumbatan aliran sungai oleh sampah. Setidaknya, ada 19 sungai yang rawan sampah. Di antaranya Sungai Citepus di daerah Arjuna, Pelindung Hewan dan Situ Saeur. Kali Ciroyom di daerah Panjunan dan Situ Saaeur. Lebak Larang didaerah Sekeloa, saluran Leuwilimus didaerah Pajajaran RW 03, Cibarani dan Cipaganti.

"Ada 19 sungai rawan sampah yang kita pantau, di beberapa titik masih ada penyampahan ke sungai. Kita pun lakukan pengerukan, seperti hari ini kita sedang lakukan pembersihan sungai Cikendal yang ada di daerah Cibaduyut," ungkapnya.

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x