Network
GALAMEDIA - Terpapar Covid-19, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendapatkan perlakuan khusus untuk dapat mengakses obat Covid-19 eksperimental. Hal tersebut, menimbulkan masalah keadilan sosial karena pandemi yang tengah mengancam rakyatnya.
Selain itu, kesenjangan di Amerika Serikat dimulai dengan sistem perawatan kesehatan yang cacat untuk pasien Covid-19, yang dialami banyak orang. Termasuk mengetahui lebih banyak tentang kondisi sebenarnya Donald Trump.
Dikutip dari RRI.co.id, Kamis, 8 Oktober 2020, Regeneron Pharmaceuticals Inc. mengungkapkan bahwa betapa langkanya bagi siapa pun untuk mendapatkan obat Covid-19 yang diperoleh Trump. Diluar penelitian yang sedang berlangsung untuk menguji keamanan dan efektivitasnya.
Baca Juga: Masifkan Sosialisasi 3M, Gugus Tugas Bandung Kidul Bentuk Agen Perubahan Perilaku
Dilansir dari Associated Press, obat tersebut disebut memasok antibodi untuk membantu sistem kekebalan tubuh dan membersihkan virus corona. Sehingga dinilai sangat menjanjikan terkait kasus Covid-19.
Tidak hanya itu, Trump juga menerima remdesivir antivirus dan steroid deksametason.
Kepala Pusat Hukum dan Etika Kesehatan Universitas Boston, George Annas mengatakan perlakuan khusus yang diterima oleh Donald Trump, karena jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat.
Baca Juga: Berbulan-bulan Tak Mengganti Masker N95, Dokter Muda Texas Meninggal Akibat Pendarahan Otak Hebat
"Dia pantas mendapatkan perlakuan khusus karena jabatannya. Tapi pertanyaannya adalah apakah itu pengobatan Covid-19 yang baik," terangnya.
Menurutnya obat-obat tersebut, tidak terbukti untuk penyakit ringan dan belum pernah diuji kombinasinya.
Terlebih penggunaan steroid dinilai bertentangan dengan pedoman medis, berdasarkan apa yang dikatakan dokter tentang tingkat keparahan penyakit Trump.
Baca Juga: Tidak Masuk dalam Skuad Liga Eropa, Sinyal Ozil Bakal Depak Mariam London
"Publik mendapatkan pesan yang beragam tentang kondisinya dan itu adalah masalah,"ujarnya.
Annas menambahkan bahwa ada hak masyarakat untuk mengetahui apa pun yang dapat mempengaruhi kemampuan Trump untuk melakukan pekerjaannya.***
