Network
GALAMEDIA - Tudingan sebagai bandar demo mengalir deras ke Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia difitnah telah menunggangi dan mendanai sejumlah aksi unjuk rasa yang terjadi belakangan ini.
Bahkan, SBY juga dituduh menjadi dalang aksi demo pada November 2016 silam. SBY pun mengaku sakit difitnah sebagai penunggang Aksi 411 (4 November 2016).
Pada 2017, SBY kemudian mendapatkan kesempatan untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pertemuan itu dinilai SBY sebagai peluang baik untuk melakukan tabayun klarifikasi atas tudingan yang berkembang terkait menunggangi Aksi 411.
Baca Juga: Pesawat Airlines PNG 1600 Jatuh di Papua Nugini, 28 Penumpang Tewas pada 13 Oktober 2011
"Saya tanya apa benar ada berita seperti itu? Bapak Jokowi dengan hati-hati menjawab, 'Saya tidak semudah itu percaya, tapi saya sudah mengerti semuanya'," tutur SBY menirukan ucapan Jokowi yang dikutip dari YouTube, Selasa, 13 Oktober 2020.
SBY pun menyampaikan kepada Jokowi, bahwa dia pernah memimpin Indonesia selama 10 tahun atau dua periode yakni periode 2004-2009 dan periode 2009-2014. SBY mengklaim ingin berbuat sesuatu yang baik agar kondisi negara pun menjadi baik.
"Kalau saya dituduh ingin merusak negara, ingin mengganggu negara, sedih loh pak saya, sakit hati saya Pak Jokowi," tutur mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini.
Baca Juga: Sebut Amerika Serikat Negara Terkuat di Dunia, Prabowo Subianto Diperintah Jokowi Mengunjunginya
SBY juga menilai, hal seperti ini bisa saja menimpa juga kepada Jokowi ketika selesai menjabat nanti dan menjadi rakyat biasa. Artinya, ketika posisinya sudah tidak memiliki power atau kekuasaan.
