Kelola Belasan Apotek, Calon Bupati Bandung Ini Bangga Berlatar Belakang Apoteker 

- 15 Oktober 2020, 10:55 WIB
  Calon Bupati Bandung nomor urut 2, Yena Iskandar Ma'soem (kanan) dan Ketua IAI Jabar, Catleya Febrinella./Ziyan Muhammad Nasyith/Galamedia.
Calon Bupati Bandung nomor urut 2, Yena Iskandar Ma'soem (kanan) dan Ketua IAI Jabar, Catleya Febrinella./Ziyan Muhammad Nasyith/Galamedia. /
 
GALAMEDIA - Memiliki latar belakang profesi sebagai apoteker, menjadi suatu kebanggaan bagi calon Bupati Bandung nomor urut 2, Yena Iskandar Ma'soem. 
 
Menurut perempuan yang memulai karirnya sebagai apoteker sejak 1998 hingga 2005 itu, seorang apoteker memiliki peran pelayanan kesehatan masyarakat hingga ilmu manajemen‎. 
 
"Saya awalnya seorang apoteker di salah satu apotek di Majalaya. Berhubungan dan memenuhi kebutuhan masyarakat untuk urusan kesehatan terutama penyediaan obat. Tugasnya seru lah, dari menyediakan obat, bersinergi dengan dokter, bertemu dengan masyarakat, manajemen farmasi," kata Yena, Kamis 15 Oktober 2020.
 
 
Hingga akhirnya, Yena mengelola belasan apotek. Jadi seorang apoteker, tentunya punya bekal manajemen terutama manajemen ketersediaan obat. Kemudian, manajemen pelayanan masyarakat di bidang kesehatan.
 
"‎Jadi, buat teman-teman yang sedang menjalani profesi apoteker, berbanggalah jadi apoteker karena tugasnya mulia, melayani masyarakat," ucapnya. 
 
Ketua IAI Jabar, Catleya Febrinella menyebut saat ini apoteker di Jabar mencapai 6 ribuan. Di Kabupaten Bandung, jumlahnya sekitar di atas 1000-an. 
 
 
"Di Jabar, belum ada kepala daerah berlatar belakang apoteker. Semoga Bu Yena, seorang apoteker berpengalaman, terbiasa melayani masyarakat, paham dengan manajemen, jadi apoteker pertama di Jabar yang jadi kepala daerah," ucap Catleya. 
 
Baginya, apoteker perannya sama penting dengan tenaga kesehatan lainnya semacam dokter, bidan hingga perawat. Hanya memang, pengawasan pemerintah sangat perlu. Misalnya, tidak jarang ada apotek, tapi tidak ada apoteker. Padahal, apoteker itu profesi yang tersertifikasi. 
 
"Pengawasan harus diperkuat. Misalnya, apotek izinnya enggak ada. Kadang pemerintah lepas tangan. Di sisi lain, miris, itu kan terkait obat untuk masyarakat," ujar dia. 
 
Selain itu, peran apoteker juga kerap tersisihkan oleh pemilik modal usaha apotek. Karena itu, Yena dan IAI Jabar sepakat, apoteker itu harus mandiri untuk menjalankan tugas mulianya.
 
 
"Kami sepakat, apoteker itu harus mandiri. Capaian ideal seorang apoteker itu ya memiliki apotek sendiri. Bisa caranya dengan berbagi modal, mendirikan apotek sendiri sehingga pelayanan kesediaan farmasi untuk masyarakat bisa tercapai," tambah Yena, diamini pula oleh Catleya.***
 
 
 

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x