GALAMEDIA - Peningkatan jumlah Tentara Pembebasan Rakyat atau People's Liberation Army (PLA) di pantai tenggara China disebut sebagai persiapan Beijing untuk menginvasi Taiwan.
Hal itu merupakan hasil analisis gambaran satelit yang diambil oleh Kanwa Defense Review yang berbasis di Kanada.
Lembaga tersebut menyebutkan, saat ini terjadi pengembangan kekuatan di pangkalan Korps Marinir dan Pasukan Roket China di Fujian dan Guangdong.
"Setiap brigade kekuatan roket di Fujian dan Guangdong sekarang dilengkapi dengan peralatan lengkap," kata Kanwa Defense Review dalam laporannya, seperti yang dikutip oleh South China Morning Post, Ahad 18 Oktober 2020.
"Ukuran beberapa pangkalan rudal di komando teater Timur dan Selatan bahkan berlipat ganda dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan PLA meningkatkan persiapan untuk perang yang menargetkan Taiwan," lanjut laporan itu.
Chinese forces prepare for possible military invasion of #Taiwan as #PLA activity increases on southeast coast [Fujian prov]#China is replacing its old DF-11s and DF-15s & deploying its most advanced hypersonic missile DF-17 in the region. #TaiwanStraitpic.twitter.com/2shrpfZp6S— ISCResearch (@ISCResearch) October 18, 2020
Berdasarkan sumber yang dikutip SCMP, Beijing juga tengah memperkuat dan memodernisasi peralatan senjata militernya di perbatasan tersebut.
"Rudal hipersonik DF-17 secara bertahap akan menggantikan DF-11 dan DF-16 lama yang lama dikerahkan di wilayah tenggara selama beberapa dekade," ujar sumber tersebut.
"Rudal baru memiliki jangkauan yang lebih jauh dan mampu mencapai target dengan lebih akurat," tambahnya.
Baca Juga: Fadli Zon Geram Pemerintah Main Ancam Mahasiswa dan Pelajar Ikut Demo: Itu Melanggar HAM!!!
Informasi mengenai kemungkinan penyebaran rudal hipersonik muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara China dan AS, dengan masalah yang berkaitan dengan perselisihan mengenai Taiwan dan pandemi Covid-19.
Dilaporkan Xinhua, Selasa 13 Oktober 2020, Presiden Xi Jinping telah menginstruksikan pasukannya untuk mempersiapkan perang ketika mengunjungi pangkalan militer di provinsi selatan Guangdong.
Selama pemeriksaan Korps Marinir PLA di Kota Chaozhou, Xi juga mengatakan kepada para tentara untuk menjaga keadaan siaga tinggi dan meminta mereka untuk benar-benar setia.
Baca Juga: KAMI Dutuding Ingin Gulingkan Jokowi, Gatot Nurmantyo: Saya Punya Apa? Bagaimana Caranya?
Meskipun Taiwan tidak pernah dikendalikan oleh Beijing, namun China bersikeras bahwa pulau tersebut adalah bagian integral dari wilayahnya. Xi juga menegaskan akan menggunakan kekuatan militer untuk terus mempertahankan Taiwan.
Dalam beberapa tahun terakhir, China juga telah meningkatkan latihan militer di sekitar Taiwan. Sebanyak hampir 40 pesawat tempur China melintasi garis median antara daratan dan Taiwan pada 18 hingga 19 September. Insiden tersebut langsung dipandang sebagai ancaman nyata oleh Taiwan.
Meningkatnya kekuatan China di perbatasan Taiwan juga membuat pulau itu berusaha memperkuat diri dengan membangun dan membeli berbagai senjata mutakhir.
Baca Juga: Link Live Streaming MotoGP Aragon 2020: Valentino Rossi Absen Tanpa Pengganti Hingga MotoGP Teruel
Sebuah paket senjata sistem pertahanan rudal juga saat ini tengah dalam proses pembelian oleh pemerintahan Presiden Tsai Ing-wen dengan Amerika Serikat.***