Bupati Dadang Supriatna dan Istri Nginap di Rumah Tidak Layak Huni Milik Warga Pangalengan yang Dihuni 7 Jiwa

- 4 September 2024, 14:36 WIB
Bupati Bandung Dadang Supriatna bersama istri menuju rumah tidak layak huni (rutilahu) milik warga Pangalengan tempat mereka menginap yang setiap harinya dihuni 7 jiwa./ Diskominfo Kabupaten Bandung
Bupati Bandung Dadang Supriatna bersama istri menuju rumah tidak layak huni (rutilahu) milik warga Pangalengan tempat mereka menginap yang setiap harinya dihuni 7 jiwa./ Diskominfo Kabupaten Bandung /

GALAMEDIANEWS - Bupati Bandung Dadang Supriatna bersama sang istri, Emma Dety Permanawati menginap di salah satu rumah warga Pangalengan yang masuk dalam kategori Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan dihuni oleh 2 KK atau 7 jiwa dalam satu atap.

Giat menginap Bupati Bandung Dadang Supriatna dan istri di salah satu Rutilahu milik warga Pangalengan tersebut dalam rangka melaksanakan program Bunga Desa (Bupati Ngamumule Desa) yang kali ini diselenggarakan di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Selasa 3 September 2024.

Program Bunga Desa digelar oleh Pemkab Bandung dalam rangka rangka Bupati Dadang Supriatna "nyaba ka desa-desa dina raraga nepikeun program prioritas, mondok di pedesaan, gelar budaya jeung kesenian, sarta gelar produk unggulan desa".

Pada giat Bunga Desa ke-27 itu, Bupati Bandung bersama Bunda Bedas nginap di rumah tidak layak huni atas nama pemilik Kosasih yang akrab dipanggil Engkus (39) di Kampung Pasirmulya RT 04/RW 20 Desa Margamulya.

Rumah yang ditempati orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu, dihuni 7 jiwa, yaitu Engkus bersama istrinya Emi (34) beserta tiga orang anaknya. Selain kedua orang tua Engkus dan Emi yang juga menempati rumah tersebut, sehingga di rumah tidak layak huni itu dihuni dua kepala keluarga.

Melihat secara fisik rumah Engkus itu sudah tidak layak huni, sehingga menjadi perhatian Bupati Dadang Supriatna. Kondisi rumahnya pun di saat turun hujan kerap bocor, karena atapnya terbuat dari asbes. Dindin rumahnya pun terbuat dari gipsum, dan dinding sekat kamar rumahnya pun terbuat dari bilik bambu yang kondisinya sudah lusuh.

Rumah berukuran 4 x 6 meter tersebut ditempati keluarga Engkus bersama istri, ketiga anaknya selama 14 tahun. Namun kedua orang tua Engkus, sudah lebih dari 14 tahun menempati rumah tersebut.

Engkus sehari-hari merupakan marbot masjid dan buruh tani di perkebunan Pangalengan, dengan upah Rp 40.000/hari sampai Rp 50.000/hari. Upah kerja sebesar itu untuk biaya hidup 7 jiwa di keluarga tersebut.

Engkus mengaku kaget ketika kedatangan Bupati Bandung Dadang Supriatna, sehari sebelumnya ia sempat kedatangan jajaran pemerintahan Kecamatan Pangalengan dan Desa Margamulya menemuinya.

Halaman:

Editor: Feby Syarifah

Sumber: Diskominfo Kabupaten Bandung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub